Berita Viral
Ahli Gizi Kritik MBG Burger dan Spageti, Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang: Biar Nggak Bosen Makan
Ahli Gizi kritik burger dan spageti dijadikan menu MBG. Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang: biar nggak bosen makan.
TRIBUNJATIM.COM - Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) tengah menjadi sorotan publik.
Untuk diketahui, MBG adalah program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak, ibu hamil, serta ibu menyusui di Indonesia untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif, sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045.
Ahli Gizi Tan Shot Yen mengkritik MBG yang dianggapnya tidak memenuhi gizi untuk penerimanya, terutama para pelajar.
Dua yang menjadi sorotannya adalah adanya burger dan spageti sebagai menu MBG.
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang pun menjawab kritik menu MBG burger dan spageti.
Baca juga: Handayani Tempuh Perjalanan 5 Jam untuk Jenguk Anak yang Keracunan MBG, Mulai Kini Larang Makan
Baca juga: Sosok Dokter Tan Shot Yen Kritik Menu MBG dan Soroti Peran Ahli Gizi: Mereka Ditanya Gak Ngerti
Menurut Nanik, ada alasan khusus mengapa burger dan spageti masuk sebagai menu MBG.
Ungkapnya, para pelajar sebenarnya boleh untuk melakukan permintaan khusus terkait makanan MBG yang akan disajikan.
"Jadi anak-anak SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) itu punya kreativitas. Ayo biar nggak bosen makan... Pokoknya, satu minggu itu dibolehkan anak-anak boleh request, nasi padang. Pokoknya apa yang ada di kepala mereka lah yang belum mereka makan, itu boleh dimasakkan," katanya dalam acara bertajuk Insight Session with BGN yang ditayangkan di YouTube BGN, Jumat (26/9/2025).
Termasuk request menu MBG burger dan spageti.
Dia mengungkapkan adanya permintaan khusus ini agar tidak terjadi kesenjangan sosial di mana siswa yang bersekolah di desa terpencil, tidak pernah mengonsumsi makanan tertentu seperti dua makanan tersebut.
"Tetapi mungkin yang terlihat selama ini cuma burger dan spageti. Misalnya, anak-anak di daerah terpencil, mungkin susah dapat burger, mungkin cuma nonton di YouTube," sambung Nanik.
Baca juga: Kemungkinan BGN Laporkan Pihak Dapur MBG hingga Sebut Petugas Langgar Prosedur Terkait Keracunan
Selain itu, Nanik juga menyebut diperbolehkannya siswa melakukan permintaan khusus agar tidak bosan dengan makanan MBG yang disajikan setiap harinya.
Sehingga, dia membantah ada sekolah yang siswanya diberi makanan MBG berupa burger atau spageti setiap harinya.
"Satu minggu itu boleh request satu kali, biar nggak bosen. Jadi itu nggak day to day (diberi burger atau spageti)," tuturnya.
Baca juga: Gaji Pencuci Nampan MBG Rp1,8 Juta untuk 18 Hari, Viral Dibandingkan dengan Gaji Guru Honorer
Baca juga: Nia Ramadhani Trauma Makan MBG, Pasrah Santap Mie Bau karena Lapar: Saya Kira Sehat, Jadi Sakit
Kritik Pedas Ahli Gizi soal Menu MBG

Sebelumnya, ahli gizi Tan Shot Yen mengkritik menu MBG yang dianggapnya tidak memenuhi gizi untuk penerimanya.
Salah satu kritik pedasnya adalah terkait temuannya yakni disajikannya burger dan spageti oleh SPPG. Tan mengaku tak habis pikir, SPPG bisa menyediakan makanan semacam itu.
"Yang dibagi adalah burger di mana tepung terigu tidak pernah tumbuh di bumi Indonesia, nggak ada anak muda yang tahu bahwa gandum tidak tumbuh di bumi Indonesia," ujarnya saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin (22/9/2025).
Selain burger dan spageti, Tan juga menyoroti pemberian makanan berupa chicken katsu hingga mi pedas. Dia menganggap dipilihnya menu tersebut demi menimbulkan kesan yang baik saja tanpa memikirkan gizi yang terkandung.
"Dibagi spageti, dibagi bakmi Gacoan, oh my God. Dan maaf, ya, itu isi burgernya itu kastanisasi juga. Kalau yang dekat dengan pusat supaya kelihatan bagus dikasih chicken katsu," ujarnya.
Dengan deretan temuannya tersebut, Tan pun mengingatkan kembali tujuan dari dibentuknya program MBG oleh Presiden Prabowo Subianto.
Lantas, dirinya pun mempertanyakan kapan menu burger ada di MBG. Tan menduga adanya menu burger merupakan permintaan siswa.
"Akhirnya apa ini, mau sampai kapan makannya burger, gitu lho. Ya, jadi saya setuju bahwa ada anak yang tidak suka dengan pangan lokal karena mereka tidak terbiasa."
"Tapi bukan berarti lalu request anak-anak, lalu dijawab oleh dapur, ya wis lah... Kalau request-nya cilok? Mati kita," tegas Tan.
Tan berharap menu MBG mengandung makanan khas lokal. Menurutnya, hal itu akan lebih baik karena bahan bakunya pun berasa dari lokal.
"Alokasikan menu lokal 80 persen isi MBG di seluruh wilayah ya, saya pengin anak Papua bisa makan ikan kuah asam, saya pengin anak Sulawesi bisa makan kapurung," ujar Tan.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Berita Viral lainnya
Handayani Tempuh Perjalanan 5 Jam untuk Jenguk Anak yang Keracunan MBG, Mulai Kini Larang Makan |
![]() |
---|
Siswa Terancam Dikeluarkan dari Sekolah usai Ditangkap saat Demo DPR RI, Dindik Bantah |
![]() |
---|
Hidup Pilu Mistono Salah Divonis RSUD Idap Penyakit HIV, Dijauhi Keluarga hingga Tubuh Terus Melemah |
![]() |
---|
Perangkat Desa Santai Transfer Rp 850,5 Juta ke Rekening Pribadinya, Saldo Kas Cuma Sisa Rp 900 Ribu |
![]() |
---|
Nasabah Kehilangan Saldo Rp 750 Juta setelah Identitas Disalahgunakan, Kartu ATM Mendadak Diganti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.