Berita Viral
Liput Keracunan MBG, Wartawan Dicekik Petugas SPPG, BGN: Kunjungan Tidak Boleh Sembarangan
Sejumlah wartawan diduga dianiaya saat meliput SPPG yang makanannya menyebabkan sejumlah siswa keracunan.
Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Telah terjadi dugaan keracunan pada siswa di SDN Gedong 01 Jakarta Timur akibat menyantap menu MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gedong 2.
Sejumlah wartawan lantas hendak mencari tahu lokasi dapur MBG yang telah menyajikan makanannya di SDN Gedong 01 Jakarta Timur.
Namun, sejumlah wartawan diduga dianiaya saat meliput SPPG di Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Baca juga: Tampar Santri Penghafal Quran, Profesor Pimpinan Pondok Pesantren Kini Jadi Tersangka Kekerasan Anak
Mereka mendapat tindakan kekerasan dari seorang oknum pegawai di SPPG.
Penganiayaan bermula ketika wartawan mendatangi SPPG Gedong 2, salah satu dapur MBG yang diduga menjadi sumber makanan keracunan.
Mereka hendak mengkonfirmasi proses produksi makanan MBG yang dikonsumsi siswa SDN Gedong 01.
Namun, saat awak media mengambil video di luar area SPPG, mereka justru mendapat tindakan represif dari seorang pegawai.
"Enggak lama saya lihat ada mobil SPPG Gedong 2 datang, kemudian saya ambil video dan si bapak itu ngelarang," ujar wartawan Warta Kota, Munir, Selasa (30/9/2025).
"Saya bilang, ini area publik, di luar area SPPG, enggak bisa larang-larang," imbuhnya.
Setelah rombongan wartawan hendak meninggalkan lokasi, mereka dihampiri kembali oleh oknum yang sama.
"Tiba-tiba bapak yang tadi sudah kepalkan tangannya mau pukul saya, terus tiba-tiba malah cekik saya dan rekan saya," kata Munir.
Rekan Munir dari MNC TV juga nyaris terkena pukulan.
Pegawai SPPG lain disebut sempat melerai dan menahan pelaku.
Insiden ini terjadi di tengah sorotan publik terhadap program MBG.
Menyusul kasus keracunan makanan yang dialami puluhan siswa SD di Jakarta Timur.

Polisi sebelumnya menyebut ada 20 siswa yang muntah-muntah usai menyantap menu MBG pagi hari.
Menu MBG saat itu terdiri dari mi goreng, telur dadar, capcai, wortel, dan buah stroberi.
Polisi menemukan mi goreng yang berbau tak sedap dan bertekstur lembek, diduga menjadi pemicu keracunan.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak SPPG Gedong 2 terkait insiden kekerasan terhadap wartawan.
Sementara Kapolsek memastikan laporan akan ditindaklanjuti sesuai prosedur hukum.
Polisi kini menyelidiki dugaan kekerasan terhadap wartawan tersebut.
Kapolsek Pasar Rebo, AKP I Wayan Wijaya, membenarkan laporan tersebut.
"Betul, ini barusan merapat ke Polsek buat laporan. Sudah diantar untuk visum. Laporan kita tindak lanjuti," ujarnya, Selasa (30/9/2025).
Baca juga: Percakapan Petugas dengan Yusuf & Haikal dari Dalam Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Santri Beri Sinyal
Secara terpisah, Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati menerangkan, wartawan harus mematuhi prosedur yang ada saat melakukan kunjungan ke SPPG.
Dalam pesan WA yang diterima, Hida menegaskan, kunjungan ke SPPG tidak boleh sembarangan dilakukan dan harus sepengetahuan BGN.
Prosedur ini harus dilakukan agar kunjungan ke SPPG dapat berjalan dengan tertib.
Kunjungan seperti peliputan, pendokumentasian kondisi SPPG, penelitian, wawancara dengan pihak SPPG, hingga alasan sederhana seperti ingin menyaksikan proses di dalam SPPG, bahkan sidak dari pemerintah pusat, harus didahului dengan bersurat resmi ke BGN.
"Tentu kami terbuka, namun tetap selektif dalam menerima kunjungan. Hal ini dikarenakan proses di dalam SPPG tidak boleh terganggu oleh aktivitas dari luar," ujar Hida di Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Pihaknya beralasan, kunjungan yang dilakukan mendadak dapat mengganggu kinerja relawan dapur, memengaruhi faktor higienis dan keamanan pangan, serta kurangnya kesiapan pihak SPPG dalam penerimaan tamu.
BGN berharap agar prosedur dalam proses pelaksanaan MBG dapat dipahami oleh semua kalangan, termasuk keterbatasan akses dalam mengunjungi SPPG.

Sementara itu, Plt Kepala SDN Gedong 01, Kurniasari menerangkan, siswa sempat mencium bau tak sedap saat membuka MBG.
"Iya (ada bau tidak sedap), ada (tercium) dari mi goreng, telurnya sedikit. (mengenai basi atau tidak) saya tidak bisa mengatakan seperti itu," bebernya.
Tekstur mie goreng yang dibagikan tampak berlendir.
"Sebelumnya pernah ada menu mi (MBG) juga, kalau tidak salah tiga kali dan sebelumnya tidak ada masalah (dampak kesehatan)," imbuhnya.
Ia belum dapat mengungkap penyebab keracunan makanan karena belum ada keterangan resmi dari pihak Puskesmas.
"Untuk kondisi anak-anak sekarang sudah baik, tidak ada yang dirawat," pungkasnya.
Diberitakan, tujuan dari program MBG adalah memberikan makanan bergizi secara cuma-cuma kepada anak-anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, serta balita yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Namun, dalam pelaksanaannya muncul kasus keracunan makanan di sejumlah daerah seperti Bandung, Banyumas hingga Ketapang.
Baca juga: Ngamuk Dianggap ODGJ, Ibu-ibu Siram Bensin Pertalite ke Polisi: Kasusku dari Dulu Tidak Diselesaikan
SDN Gedong 01
Jakarta Timur
Kecamatan Pasar Rebo
AKP I Wayan Wijaya
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Tampar Santri Penghafal Quran, Profesor Pimpinan Pondok Pesantren Kini Jadi Tersangka Kekerasan Anak |
![]() |
---|
Apa Itu Taubat Nasuha? Disarankan Dokter Tifa untuk Dilakukan Jokowi: Syarat Sembuh |
![]() |
---|
Advokat Panik Anaknya Muntah 3 Kali usai Santap Puding MBG di Sekolah, 20 Siswa Keracunan |
![]() |
---|
Beli Ponsel Rp4,5 Juta, Bocah Grobogan Tipu Kurir 'Paket Kosong', Nangis saat Ketahuan Bohong |
![]() |
---|
Awal Mula Konflik Yai Mim eks Dosen UIN Malang dan Tetangganya, Sahara Bantah Parkir di Tanah Wakaf |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.