Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Alasan Drama Stroke Yai Mim Hadapi Konflik dengan Nurul Sahara, Gubernur Dedi Mulyadi: Keren Banget

Alasan drama stroke Yai Mim ladeni Nurul Sahara. Cara memaknai konflik dengan lensa tasawuf. Gubernur Dedi Mulyadi kagum.

Editor: Hefty Suud
KOLASE KANG DEDI MULYADI CHANNEL - Istimewa/Tangkapan Layar Media Sosial
DRAMA YAI MIM - (foto kanan) Tangkapan layar Yai Mim pura-pura stroke saat berkonflik dengan tetangganya, Nurul Sahara. Drama mantan dosen UIN Malang ini bikin kagum Gubernur Dedi Mulyadi alias KDM. 

TRIBUNJATIM.COM - Perseteruan Yai Mim dan tetangganya, Nurul Sahara, belakangan viral di media sosial

Kasus ini bikin heboh di media sosial setelah Nurul Sahara melontarkan berbagai tuduhan terhadap Yai Mim, mulai dari pelecehan seksual sampai perusakan mobil rental. 

Akibat tudingan tersebut, Yai Mim sempat dinonaktifkan dari jabatannya sebagai dosen di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang).

Tuduhan itu dilemparkan Nurul Sahara dalam video bersama Yai Mim di media sosial, pada 10 September 2025.

Imbasnya pada 22 September 2025, Yai Mim bersama keluarganya diusir dari rumah oleh aparat setempat.

Diketahui, insiden ini terjadi di Perumahan Joyogrand, Kota Malang, Jawa Timur

Salah satu yang menjadi sorotan dalam perseteruan rumah tangga ini adalah drama stroke Yai Mim

Awalnya, warganet alias netizen sempat memberikan dukungan pada Sahara. 

Namun kini dukungan berbalik pada Yai Mim karena fakta kejadian sebenarnya, bisa dibilang plot twist alias alur cerita berbelok secara drastis dan tidak terduga. 

Drama stroke Yai Mim saat berhadapan dengan Sahara, ternyata bukan sekadar akting. 

Ada makna ilmiah dan filosofis di baliknya. 

Hal ini diungkap Yai Mim dalam podcast selebriti Denny Sumargo dan Gubernur Jawa Barat Kang Deddy Mulyadi (KDM).

Baca juga: Alasan Yai Mim Mundur dari Dosen UIN Malang usai Viral Seteru dengan Tetangga: daripada Sakit Hati

Video Yai Mim yang sengaja tersungkur saat cekcok dengan tetangganya, Nurul Sahara, viral di media sosial

Gerakan terjatuh Yai Mim seakan dibuat-buat ketika diintimidasi oleh warga sekitar bernama Ramin. 

Yai Mim pun menjelaskan alasan di balik gerakan jatuhnya yang terkesan "lebay" itu dengan blak-blakan, 

Dalam YouTube Channel Kang Dedi Mulyadi yang tayang pada Rabu (1/10/2025), Yai Mim akhirnya buka suara. 

Dengan blak-balakan Yai Mi mengatakan aksinya bukan sekadar drama ada alasan ilmiah yang mendasarinya. 

Ia mengatakan jatuh tersungkur yang sengaja dilakukan hingga pura-pura stroke itu adalah bagian dari respons psikologis saat menghadapi tekanan. 

Yai Mim mengaku sengaja menjatuhkan diri agar tubuh tidak mengalami efek yang lebih buruk. 

"Ada teori psikologi kalau kita terkena sesuatu kita lawan dengan yang lebih keras. Kalau Kang Dedi misalnya mohon maaf ya, tak ginikan kepalanya, Kang Dedi jangan biarkan, jatuhkan lah diri Kang Dedi yang lebih sakit daripada yang ini, supaya enggak struk. Itu perlawanan namanya," katanya. 

Demikian saat ia stroke. Menurut Yai Mim ini hanya cara ia menuruti keinginan  lawannya yakni Pak Yono pemilik rumah kontrakan yang didiami Sahara.

Kali ini pengakuan tersebut diungkapkannya di podcast Denny Sumargo.  

"Teori psikologis kalau anda difitnah untuk memecah konsentrasi orang itu. Nah, Pak yono menginginkan ia stroke maka turutilah, saya pun menuruti,"  

Baca juga: Awal Mula Konflik Yai Mim eks Dosen UIN Malang dan Tetangganya, Sahara Bantah Parkir di Tanah Wakaf

Penerapan Ilmu Tasawuf 

Yai Mim mengakui juga jika drama tersungkur dan stroke ini adalah caranya memaknai konflik ini melalui lensa tasawuf dan filsafat.

Ia menyebut tindakannya itu sebagai bentuk penerapan ilmu psikologi yang dipelajari dan disebarkannya pada mahasiswanya sepanjang menjadi dosen. 

Yai Mim memang mendalami ilmu fiqh, tafsir, tasawuf, dan bahasa Arab sejak muda di pesantren.

Dalam dialog dengan KDM, Yai Mim juga mengangkat konsep musyarokah (kebersamaan) dan bahkan menafsirkan istilah musyrik secara filosofis sebagai bentuk kerja sama antara manusia dan alam.

Ia dikenal sebagai dosen tasawuf dan pengasuh dua pondok pesantren yang ia dirikan sendiri.

Yai Mim menyebut konflik parkir yang dialaminya sebagai “drama tasawuf”, bukan sekadar keributan.

Jadi, tasawuf bukan hanya bagian dari latar belakang akademik Yai Mim, tapi juga menjadi cara beliau memahami dan merespons konflik sosial yang ia alami. 

Ia menjelaskan bahwa insiden tersebut adalah bagian dari ujian spiritual, di mana manusia harus sabar dan ikhlas karena semua peristiwa adalah “peristiwa Tuhan”—Tuhan sebagai dalang, manusia sebagai wayang.

KONFLIK YAI MIM - Kolase foto Yai Mim, eks dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur dan tetangganya Sahara, yang tengah berkonflik dengannya perkara tanah.
KONFLIK YAI MIM - Kolase foto Yai Mim, eks dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur dan tetangganya Sahara, yang tengah berkonflik dengannya perkara tanah. (YouTube Kompas TV - Curhat Bang Denny Sumargo)

Yai Mim Bikin Dedi Mulyadi Kagum

Di tengah tudingan dan serangan yang mengarah kepadanya, Yai Mim justru mendapatkan pujian dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. 

Saat bertemu dan berbincang dengan Kang Dedi Mulyadi atau KDM, Yai Mim menjelaskan tafsir unik soal musyarokah. 

Konsep musyarokah ia kaitkan dengan konsep hidup berdampingan bersama alam. 

Menurut Yai Mim, istilah musyrik sering dipahami dengan negatif. 

Padahal, kata itu bisa dimaknai sebagai kebersamaan atau kerja sama dalam menjaga ciptaan sang pencipta, Allah SWT. 

"Kang Dedi, itu ajarannya kan itu yang musyrik-musyrik lah. Saya justru kalau ada pohon besar, orang-orang tak ajak musyrik dulu untuk apa? Untuk musyarokah, itu artinya kerja sama," jelasnya seperti dikutip dari Instagram Dedi Mulyadi pada Rabu (1/10/2025). 

"Jadi, musyrik itu apa? Memelihara kepada sesuatu, misalnya pohon itu besar, lalu kita pelihara, kita obong-obong, kita jaga kita kasih supaya dia mengeluarkan oksigen, kita memelihara pohon, dia memberikan perlindungan pada kita. Namanya musyarokah. Syirik, musyarokah menuju Allah," tambahnya. 

Penjelasan Yai Mim, yang merupakan mantan dosen Filsafat Tasawuf tersebut, mendapatkan pujian dari Dedi Mulyadi melalui unggahan di Instagram. 

KDM tampak mengapresiasi cara pandang Yai Mim yang penuh makna. 

"Waduh ini Pak Yai, malah nge-fans sama berandalan kayak saya. Tafsir musyarokah-nya keren banget dan semoga menambah wawasan netizen sekalian," tulisnya. 

Dedi menambahkan bahwa istilah musyarokah bisa dimaknai seakar dengan diksi 'masyarakat' bermakna kebersamaan dalam komunitas. 

"Betapa kita hidup dalam komunitas manusia dan komunitas alam, baik yang kasat mata maupun tidak kasat mata. Duh pagi-pagi malah kuliah shorof dan ma'ani," pungkasnya. 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Berita Viral lainnya 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved