Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kisah Haru Sumiati Penjual Sayur, Anak Tak Mau Sekolah karena Malu Tak Punya Seragam

Sumiati (37), warga Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah lega di wilayahnya hadir Sekolah Rakyat.

Tribun Ambon/Silmi Suailo
SEKOLAH RAKYAT - Sumiati datang melepas anaknya saat momen pembukaan Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Pemeriksaan Kesehatan siswa di Masohi, Senin (6/10/2025). Sumiati menceritakan sebelumnya anaknya putus sekolah lantaran tidak memiliki seragam. 

TRIBUNJATIM.COM - Sumiati (37), warga Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah lega di wilayahnya hadir Sekolah Rakyat.

Kehadiran sekolah itu sangat berarti bagi Sumiati terutama untuk anaknya.

Sumiati menceritakan sebelumnya anaknya putus sekolah lantaran tidak memiliki seragam.

Namun dengan dibukanya Sekolah Rakyat Terintegrasi 73 Maluku Tengah, anak Sumiati kini mau belajar kembali.

‎Sumiati datang melepas anaknya saat momen pembukaan Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Pemeriksaan Kesehatan siswa di Masohi, Senin (6/10/2025).

Baca juga: Paket Seragam Rp 1,8 Juta Lunas Setahun Lalu, Siswa Heran Tak Pernah Ada Barangnya, Kepsek Bungkam

Anak putus sekolah, malu tak punya seragam

‎Sumiati bercerita, saat anaknya hendak masuk ke jenjang SMP, sang anak tak punya seragam sekolah. 

Alhasil, anaknya lebih memilih putus sekolah. 

‎Ibu dari tujuh anak itu berdomisili di Dusun Amdua, Negeri Sepa, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah.

Sumiati, mengisahkan anaknya terlambat sekolah, bahkan tidak lagi berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan.

‎"Jadi anak saya tidak masuk sekolah SMP karena tidak ada baju sekolah SMP, jadi dia tidak mau masuk sekolah lagi. Anak saya malu hati (canggung) dengan teman-teman seusianya," jelas Sumiati, dikutip dari Tribun Ambon.

‎Kemudian dirinya menerima informasi dari Pendamping PKH untuk Sekolah Rakyat.

‎"Saya tanya apa ada baju sekolah atau tidak. Karena tersedia baju sekolah, anak saya akhirnya mau bersekolah kembali," ulasnya.

‎Sebenarnya, lanjut Sumiati, ia sudah membelikan anaknya sepasang baju sekolah.

"Tapi anak kami yang sudah tidak mau sekolah lagi," akui dia.

SEKOLAH RAKYAT - Salah satu orang tua siswa Sekolah Rakyat di Maluku Tengah, Sumiati saat diwawancarai, Senin (6/10/2025). Sumiati senang dengan adanya Sekolah Rakyat, anaknya bisa kembali sekolah.
SEKOLAH RAKYAT - Salah satu orang tua siswa Sekolah Rakyat di Maluku Tengah, Sumiati saat diwawancarai, Senin (6/10/2025). Sumiati senang dengan adanya Sekolah Rakyat, anaknya bisa kembali sekolah. (Tribun Ambon/Silmi Suailo)

Senang anak bisa mengaji dan salat di Sekolah Rakyat

Sekolah SMP jaraknya dekat dengan rumah keluarga Sumiati, hanya berjarak beberapa meter dari samping rumah.

‎"Tapi anak kami bersikukuh untuk ikut Sekolah Rakyat tentu atas informasi dari pendamping PKH. Kami sebagai orang tua mendukung, dan kami juga senang, di Sekolah Rakyat bisa mengaji dan juga salat," tuturnya.

‎Kalau sekolah di kampung, Sumiati membeberkan anak-anak nakal, tidak sopan, tidak pernah dengar-dengaran bahkan oleh perkataan guru.

‎"Ada anak yang pecah kaca sekolah, tapi nama anak saya yang tercoreng, kebetulan rumah sangat berdekatan di samping sekolah. Kalau pagar sekolah terbuka kami yang jadi sasaran, pagar sekolah roboh mereka salahkan kami yang ada di samping sekolah. Lampu sekolah hilang, pasti warga Amdua yang disalahkan," cerita Sumiati.

Baca juga: Kondisi Keluarga Kakak Adik Gantian Seragam dan Sepatu, Tetangga Berharap Ada Bantuan usai Viral

Sehari-hari jual sayur dan kerja serabutan

Sumiati dan suaminya kerja serabutan, Sumiati bertugas menjajakan dagangan di pasar juga bertani.

Sumber: Tribun Ambon
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved