Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sekolah Kembalikan 70 Ompreng Demi Cegah Insiden Keracunan MBG, Menu Bihun hingga Tahu Krispi Basi

Maraknya insiden keracunan MBG atau Makan Bergizi Gratis membuat sekolah waspada. Di antaranya seperti yang dilakukan SMA 2 Temanggung, Jawa Tengah.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATENG/IQBAL
INSIDEN KERACUNAN MBG - Foto ilustrasi menu MBG. Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA) 2 Temanggung mengembalikan 50 hingga 70 ompreng berisi makanan utuh kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Giyanti pada Selasa, 30 September 2025. Itu karena makanan yang dikirimkan diduga basi. 

“Alhamdulillah, hari ini sudah hampir mencapai 30 juta penerima manfaat. Sudah kita beri pangan lebih dari 1 miliar makanan. Ada kekurangan, ada keracunan ini kita benahi. Tapi dari segi statistik dibandingkan dengan yang sudah kita hasilkan ternyata penyimpangan, kekurangan. Bukan penyimpangan sengaja, tapi katakanlah deviasi itu adalah ternyata 0,000017 persen,” ujar Prabowo, melansir dari Tribunnews.

Prabowo menambahkan bahwa capaian tersebut merupakan hal yang membanggakan. Menurutnya, pemerintah sedang memperketat standar keamanan dapur MBG di seluruh Indonesia untuk memastikan kualitas makanan terjamin. 

“Kita ingin sama sekali tidak ada keracunan itu kita kerja keras sekarang. Semua dapur nanti harus dilengkapi alat cuci ompreng yang kuat dengan ultraviolet atau dengan gas atau dengan air yang sangat panas. Kemudian juga filter untuk air harus ada, dan test kit sebelum makanan dikirim. Semua tukang masak juga harus terlatih,” katanya.

Baca juga: Gubernur Minta Publik Tidak Berlebihan soal Insiden Keracunan MBG, Ada 2.700 Korban di Wilayahnya

Eks Danjen Kopassus itu menegaskan, program MBG merupakan bagian penting dari strategi pemerintah menjamin gizi anak-anak Indonesia sebagai pondasi generasi emas 2045. 

“Anak-anak kita harus cukup makan, harus bergizi. Makan Bergizi Gratis ini akan terus berjalan,” ucapnya.

Meski ada insiden keracunan, Prabowo menilai pencapaian sejauh ini membanggakan. 

“Kita ingin sama sekali tidak ada keracunan, itu yang kita kejar sekarang. Tapi dengan capaian 30 juta anak yang sudah merasakan, deviasi sekecil itu masih jauh di bawah rata-rata,” pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved