Berita Viral
Siasat Mbah Tarman Bisa Nikahi Warga Daerah Lain Bawa Mahar Rp 3 Miliar, Isunya Kini Sudah Cerai
Mbah Tarman menjadi sorotan bagi warga desa perempuan yang pernah ia nikahi tahun 2021 itu, isu beredar bahwa mahar Rp 3 M itu palsu.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Ternyata ada fakta baru dari kisah seorang kakek bernama Mbah Tarman beberapa waktu lalu viral.
Sosok Mbah Tarman menjadi sorotan publik.
Ini setelah dia viral menikahi seorang perempuan asal Pacitan, Jawa Timur, dengan mahar Rp3 miliar berupa cek.
Isu yang beredar disebut bahwa ternyata cek yang dibuat mahar tersebut ternyata kosong.
Namun, jauh sebelum kisah itu mencuat, Mbah Tarman rupanya pernah membina rumah tangga dengan warga Desa Ngepungsari, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar.
Kepala Desa Ngepungsari, Paryanto, saat dikonfirmasi TribunSolo.com pada Jumat (10/10/2025), membenarkan bahwa Mbah Tarman pernah menikahi salah satu warganya.
“Iya, dulu dia pernah menikah dengan warga kami di Dusun Talang, tapi sudah bercerai pada tahun 2021,” ujar Paryanto.
Setelah perpisahan itu, kata Paryanto, Mbah Tarman sempat tersandung masalah hukum hingga dipenjara di Kabupaten Wonogiri.
Sejak saat itu, keberadaannya tak lagi diketahui oleh warga desa.
Baca juga: Wali Murid Keberatan Patungan Rp300 Ribu untuk Ultah Sekolah, Terpaksa Bayar Takut Anak Dikucilkan
“Sehabis bercerai, dia sempat di penjara di Wonogiri. Setelah keluar, kabarnya pindah ke Pacitan dan menikah lagi dengan yang sekarang viral itu,” jelasnya.
Paryanto menegaskan bahwa Mbah Tarman bukan warga asli Ngepungsari, melainkan berasal dari Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.
“Dia hanya pernah menikah dengan warga kami, tapi bukan warga asli sini. Aslinya dari Jatiroto Wonogiri,” tegasnya.
Fenomena kakek-kakek yang menikahi gadis muda atau wanita yang usianya jauh lebih muda memang cukup sering ditemukan di Indonesia.
Beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya fenomena ini antara lain:
Faktor Ekonomi dan Sosial
Fenomena ini sering kali terkait dengan faktor ekonomi, di mana pria yang lebih tua, biasanya sudah mapan secara finansial, menawarkan stabilitas yang diinginkan oleh wanita muda yang mungkin mencari keamanan ekonomi. Di sisi lain, wanita muda yang berasal dari latar belakang ekonomi kurang mampu sering kali merasa tertarik pada pria yang bisa memberi jaminan kehidupan yang lebih baik, sehingga hubungan semacam ini sering terjadi.
Norma Sosial dan Budaya
Dalam budaya patriarkal Indonesia, di mana laki-laki dianggap sebagai pemimpin keluarga dan pencari nafkah utama, pernikahan dengan perbedaan usia besar sering kali dianggap wajar. Dalam pandangan ini, pria yang lebih tua dilihat sebagai figur yang lebih berpengalaman dan mampu memberi perlindungan atau nasihat yang dihargai, sementara wanita muda dianggap cocok untuk menjadi pendamping dan ibu rumah tangga.
Faktor Psikologis dan Perasaan
Secara psikologis, perbedaan usia yang signifikan dalam pernikahan sering kali muncul karena kebutuhan emosional masing-masing pihak. Pria yang lebih tua mungkin merasa kesepian atau membutuhkan pasangan yang dapat merawatnya, sementara wanita muda mungkin tertarik pada pengalaman hidup dan stabilitas yang dimiliki pria yang lebih tua, menciptakan ikatan berdasarkan rasa saling melengkapi.
Praktik Tradisional dan Poligami
Di beberapa daerah di Indonesia, tradisi poligami masih diterima, di mana pria yang lebih tua menikahi wanita muda sebagai istri kedua atau ketiga, yang dianggap wajar dalam konteks budaya dan agama tertentu. Praktik ini seringkali berhubungan dengan status sosial dan kedudukan pria yang dianggap dapat memberi perlindungan lebih baik kepada keluarga baru mereka.
Media dan Pop Culture
Media dan budaya populer sering kali menampilkan hubungan antara pria lebih tua dan wanita muda sebagai sesuatu yang romantis atau ideal, mempengaruhi pandangan masyarakat. Representasi dalam film atau sinetron yang menganggap hubungan seperti ini normal dapat mempengaruhi persepsi publik dan membuat fenomena ini tampak lebih diterima atau bahkan diinginkan dalam beberapa kalangan.
Kesepakatan Bersama
Banyak pernikahan dengan perbedaan usia yang signifikan sebenarnya terbangun atas kesepakatan bersama antara kedua pihak. Jika kedua belah pihak merasa cocok dan saling memenuhi kebutuhan emosional, sosial, atau finansial masing-masing, perbedaan usia bukanlah masalah. Hubungan ini sering kali berfungsi dengan baik karena keduanya merasa saling menghormati dan berkomitmen.
Faktor Agama
Dalam beberapa ajaran agama, pria yang lebih tua sering dipandang sebagai lebih matang secara emosional dan siap memimpin keluarga. Hal ini membuat pernikahan dengan perbedaan usia yang signifikan diterima secara sosial dan religius, di mana pria dianggap lebih mampu untuk melindungi dan membimbing keluarga, sementara wanita muda dianggap sebagai pendamping yang dapat mendukung dalam menjalani hidup berkeluarga.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Mbah Tarman
uang mahar
mahar cek Rp 3 miliar palsu
nikahi gadis Pacitan beda 50 tahun
berita viral
Multiangle
meaningful
TribunJatim.com
Sesumbar Bakal Demo Pakai Bra & Celana Demi Bela Jokowi, Diana Bantah Tak Senonoh: Saya Jengkel! |
![]() |
---|
Tangis Sugiyono Pulang Salat Jumat Cari Motor Digondol Maling, Apes saat Lihat Rekaman CCTV-nya |
![]() |
---|
Kades Wahyudi Syok Dana Desa Rp 1 Miliar Sisa Rp47 Ribu, Bendahara Sudah Hilang saat Rumah Digeruduk |
![]() |
---|
Gugur dalam Tugas HUT TNI, Keluarga usai Dapat Santunan Prabowo: Duitpun Tak Bisa Ditukar Nyawa |
![]() |
---|
Dulu Berseteru, Razman Ingin Damai dengan Hotman Paris usai Divonis 1,5 Tahun Penjara: Minta Maaf |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.