Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sebut Anak Keracunan MBG Gegara Perut 'Kaget' Makan Spaghetti, Ucapan Gubernur Tuai Kritik

Menurut Gubernur, perut anak-anak mengalami 'kaget' karena tak terbiasa makan spaghetti dan menimbulkan gejala mual maupun keracunan.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/Rahel - ISTIMEWA
UCAPAN GUBERNUR DISOROT - Eks Kapolda Jawa Tengah, Komjen Pol Ahmad Luthfi, di Mabes Polri, Jakarta, Senin (24/7/2024). Sebanyak 22 siswa SD Nglebak dan 41 siswa SMPN 1 Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, diduga mengalami keracunan makanan seusai santap Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis (9/10/2025). 

Ia menjelaskan, makanan matang seharusnya tidak dibiarkan di suhu ruang lebih dari empat jam.

Jika lebih dari itu, mikroba dapat berkembang cepat di kisaran suhu 4–50 derajat Celsius dimana ini merupakan zona berbahaya dalam keamanan pangan.

"Kalau di dapur MBG, proses produksi biasanya dimulai malam hari sekitar pukul 21.00 sampai subuh."

"Lalu makanan baru dikirim dan disajikan siang. Jarak waktunya jauh lebih lama dari batas aman," ucapnya.

Selain waktu tunggu yang panjang, Yusta juga menyoroti risiko kontaminasi dalam sistem produksi masal.

Satu dapur Satuan Pelaksana Penyedia Gizi (SPPG) bisa melayani ribuan porsi untuk beberapa sekolah.

Sekolah yang jaraknya paling jauh otomatis punya risiko lebih tinggi karena distribusinya lebih lama.

"Kadang proses memasak juga diulang karena keterbatasan alat. Misalnya, sayur dimasak tiga kali."

"Yang pertama paling lama terpapar udara, dan itu yang paling berisiko menimbulkan keracunan," jelasnya.

GUBERNUR MINTA TAK BERLEBIHAN - Ahmad Luthfi dan Taj Yasin menghadiri pelantikan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah periode 2025-2030 di Jakarta, Kamis (20/2/2025). Ahmad Luthfi baru-baru ini memberikan pengakuan agar publik tidak berlebihan menanggapi kasus keracunan MBG di sekitar mereka.
Ahmad Luthfi dan Taj Yasin menghadiri pelantikan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah periode 2025-2030 di Jakarta, Kamis (20/2/2025). Ahmad Luthfi baru-baru ini memberikan pengakuan agar publik tidak berlebihan menanggapi kasus keracunan MBG di sekitar mereka. (Dok Pemprov Jateng via Kompas.com)

Sebagai solusi, ia menyarankan penerapan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) agar setiap tahap produksi bisa dilacak bila terjadi kasus keracunan.

Yusta juga menilai perlu adanya sertifikasi dapur MBG, seperti Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS).

Hal ini untuk memastikan kebersihan dapur dan pekerja sesuai standar.

"Kalau dapur bersertifikat, suhu makanan bisa dijaga tetap aman, baik dengan pendingin maupun pemanas, sehingga tidak masuk zona bahaya," ujarnya.

Selain itu, ia merekomendasikan agar kapasitas produksi dapur MBG dikurangi.

"Daripada satu dapur melayani 3.000 porsi, lebih baik dibagi 500 sampai 1.000 porsi, atau bahkan dikelola langsung oleh kantin sekolah," tuturnya.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved