Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pilu Sardo Lihat Anaknya Diinjak Gajah di Depan Rumah saat Menyelamatkan Diri, Kondisi Korban Dikuak

Menurut pengakuan ayah korban, Sardo Purba (36), anaknya mengalami luka cukup parah dan tak sadarkan diri usai diinjak gajah.

Editor: Torik Aqua
KOMPAS.COM/Dok. Polsek Rumbai.
DIINJAK GAJAH - Rumah korban yang diserang gajah sumatera di Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (30/10/2025). Kini anak bocah usia 8 tahun itu meninggal usai diinjak gajah. Insiden pilu itu disaksikan sang ayah. 
Ringkasan Berita:
  1. Ezra Citra Juniani Purba tewas, ayahnya menyaksikan kejadian tragis.
  2. Insiden terjadi di Rantau Panjang, Rumbai, Pekanbaru, dekat lintasan gajah.
  3. Gajah liar menyerang karena tertarik tanaman jagung di sekitar rumah.

TRIBUNJATIM.COM - Nasib Ezra Citra Juniani Purba (8) meninggal setelah diinjak gajah Sumatera liar.

Peristiwa pilu itu disaksikan langsung oleh ayahnya, Sardo Purba (36).

Insiden ini terjadi tepatnya di Kelurahan Rantau Panjang, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Riau.

Citra sempat dirawat di RSUD Arifin Achmad di Pekanbaru, selama dua hari.

Baca juga: 1.585 Hektar Habitat Gajah Sumatera Diganti Kebun Sawit, Padahal Populasi Hanya Tersisa 50 Ekor

Hingga akhirnya murid SD Negeri 128 Pekanbaru ini meninggal dunia pada Sabtu (1/11/2025). 

Sebelum meninggal, Citra mengalami luka berat akibat diinjak gajah pada Kamis (30/10/2025) subuh. 

Menurut pengakuan ayah korban, Sardo Purba (36), anaknya mengalami luka cukup parah dan tak sadarkan diri. 

"Luka yang paling parah di kepalanya retak. Terus di perut dan paha," kata Sardo saat ditemui Kompas.com di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau di Pekanbaru. 

Dia menyebut, anaknya sampai menjalani operasi akibat luka berat.

Sardo mengatakan, rumahnya diserang gajah sekitar pukul 04.30 WIB.

Ada tiga ekor gajah yang datang subuh itu. 

"Ada tiga ekor gajah liar yang berhenti di depan rumah. Karena kami takut, kami keluar untuk menyelamatkan diri," kata Sardo. 

Namun, salah satu gajah mengejar dan menginjak anaknya. 

"Saya lihat gajah injak anak saya. Setelah gajah pergi saya langsung menggendongnya, terus saya larikan ke bidan. Tapi bidan tak sanggup, jadi dibawa pakai ambulans ke RSUD Arifin Achmad," kata Sardo sambil memperlihatkan bercak darah anaknya di bajunya. 

Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho yang sempat datang menemui keluarga korban di rumah sakit, berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau untuk penanganan konflik manusia dengan satwa dilindungi ini. 

"Kami akan rapat dengan BBKSDA Riau untuk menangani kejadian ini, supaya ke depan tidak terjadi lagi," kata Agung.

 

Korban Meninggal

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Supartono membenarkan kabar duka ini. 

"Kami keluarga besar BBKSDA Riau turut berduka cita yang mendalam atas berpulangnya ananda Ezra Citra Juniani Purba," ucap Supartono melalui pesan WhatsApp kepada Kompas.com, Sabtu. 

Pihaknya berharap, kejadian ini tidak terulang lagi. 

Supartono mengatakan, lokasi kejadian gajah yang menyerang manusia itu merupakan areal lintasan gajah. 

Ada faktor yang membuat gajah singgah, karena melihat adanya pakan jagung di sebelah rumah korban. 

"Untuk mencegah gajah datang atau singgah, kami mengimbau kepada masyarakat di sekitar lokasi kejadian, jangan ada jenis tanaman di sekeliling rumah, seperti jagung, jahe, cabai, jeruk dan serai wangi," kata Supartono. 

Pihaknya juga mengungkap masyarakat yang tinggal di sekitar lintasan gajah agar waspada dan berhati-hati. 

Jika ada datang kelompok gajah, segera melapor ke BBKSDA Riau ataupun aparat terkait. 

Jangan membuat gajah terkejut

Mengutip kompas.com, bagi masyarakat lokal, pertemuan dengan gajah Sumatera bukanlah hal yang asing.

Mereka sering kali melakukan pengusiran agar gajah tidak merusak tanaman sawit yang ditanam. 

“Intinya harus tenang dan jangan membuat gajah terkejut,” ungkap Hefa Edison.

Dia  Polisi Hutan Seksi KSDA Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi. 

Mantan ketua tim penanganan konflik satwa itu menekankan pentingnya menjaga ketenangan saat melihat gajah.

"Apabila membuat gerakan kejut, maka akan sulit memastikan pergerakan gajah," tambahnya. 

Hefa juga mengingatkan agar kita tidak memanjat pohon jika terdesak, melainkan mencari tempat yang lebih tinggi. 

“Jangan sampai kita berada lebih rendah dari gajah,” ujar dia.

Pertemuan dengan gajah membutuhkan ketenangan agar kita dapat menentukan arah gerak gajah dan menggiringnya menjauh dari lokasi yang dilindungi.

Menurut Hefa, bila jarak antara kita dan gajah masih lebih dari 30 meter, maka mundur perlahan-lahan sambil tetap menghadap ke arah gajah, agar tetap bisa memantau pergerakannya.

“Saat berada di alam liar, penting juga untuk mewaspadai keberadaan gajah jantan yang sedang berahi, karena mereka cenderung agresif dan sulit diprediksi,” tutur dia. 

Ketika menghadapi situasi di mana gajah berlari mengejar, langkah terbaik adalah mencari tempat berlindung.

"Kecepatan gajah dalam berlari lebih cepat daripada manusia," kata Hefa. 

Jika tidak ada bukit, sembunyi di balik pohon besar atau semak yang tinggi bisa menjadi pilihan. Menghilangkan segala barang yang dapat menarik perhatian gajah juga sangat disarankan.

Selain itu, imbuh Hefa, pemilihan pakaian saat berada di habitat gajah pun menjadi penting. 

“Hindari mengenakan warna mencolok seperti merah atau kuning, dan pilihlah pakaian dengan warna yang lebih menyatu dengan lingkungan seperti abu-abu atau hijau gelap, agar kehadiran kita tidak terdeteksi sebagai ancaman oleh gajah,” pesan dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved