Berita Viral
Sosok Gusti Purbaya, Kandidat Raja Keraton Solo Pengganti Pakubuwono XIII, Pernah Tuai Polemik
Gusti Purbaya merupakan sosok yang pernah menuai polemik dari ucapan dan perbuatannya. Pakubuwono XIII meninggal pada Minggu (2/11/2025).
Ia pernah memicu polemik pada Maret 2025, dengan mengunggah tulisan kontroversial di Instagram, seperti "Nyesel Gabung Republik" dan "Percuma Republik Kalau Cuma Untuk Membohongi".
Saat itu juga mengunggah foto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Pengageng Sasono Wilopo, K.P.H. Dani Nur Adiningrat, menjelaskan kritik Purbaya adalah respons atas sejumlah persoalan di Indonesia, seperti kasus Pertamax oplosan, PHK massal di PT Sritex, korupsi timah, dan penanganan pagar laut yang dinilai tidak tegas.
Dani menegaskan, kritik tersebut tidak merusak hubungan Purbaya dengan Gibran.
Sementara itu, Gusti Purbaya pernah terlibat kasus tabrak lari di Gapura Gladak, Kota Solo, pada Kamis dini hari, 10 Agustus 2023.
Video CCTV menunjukkan kendaraan Pajero putih yang dikendarainya menabrak seorang warga Sragen berinisial H.
Putra mahkota ini awalnya tidak langsung menolong korban karena takut dikeroyok.
Kasus ini kemudian diselesaikan melalui restorative justice bersama pihak korban di Polresta Surakarta.
Tantangan suksesi Keraton Surakarta
Dengan statusnya sebagai putra mahkota, Gusti Purbaya menjadi kandidat utama pengganti Pakubuwono XIII.
Namun, proses suksesi diprediksi memiliki tantangan.
Pegiat sejarah dan budaya Jawa dari IKIP Semarang, R. Surojo, menilai, adik kandung PB XIII dari ibu yang sama juga memiliki peluang menjadi raja, antara lain Gusti Benowo, Gusti Puger, dan Gusti Madu Kusumo.
“Masalah ini tak lepas dari kemelut lama yang terjadi di dalam keraton sejak beberapa tahun silam,” kata Surojo, seperti yang dikutip Tribun Solo, Minggu (2/11/2025).
Sebagian keluarga keraton menolak status permaisuri GKR Pakubuwana, sehingga hak anaknya untuk naik takhta dianggap tidak valid.
“Dari pihak raja sendiri tetap menganggap itu valid. Nah, ini yang jadi persoalan,” ucapnya.
Ia berharap perbedaan pandangan di kalangan keluarga besar Keraton Surakarta bisa segera diselesaikan dengan musyawarah.
“Harapan saya, musyawarah cepat selesai. Tidak ada hambatan. Setelah 40 atau 100 hari wafatnya raja nanti, prosesi suksesi bisa berjalan tanpa ganjalan,” pungkas Surojo.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunsolo.comÂ
| Sumpah Guru Ditemui Wali Kota Imbas Mata Murid SD Lebam Sepulang Sekolah, Ngaku Tak Tahu: Demi Allah |
|
|---|
| Sisi Lain Dosen Erni yang Dibunuh Polisi Diungkap Tetangganya, Jarang Bersosialisasi Tapi Ramah |
|
|---|
| Pedagang Lelah Dipalak Preman dan Dagangan Dirusak hingga Rugi Rp 1,2 Juta, Awalnya Minta Rp 50 Ribu |
|
|---|
| Curhat Asroi Disabilitas yang Pasrah Cuti Kuliah Imbas Sulit Dapat Kerja, Fisiknya yang Disorot |
|
|---|
| Siasat Polisi Waldi Bunuh Dosen Erni yang Tolak Mantan Balikan, Pakai Rambut Palsu, Jejak Dipel |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/KGPAA-Hamangkunegoro-Sudibya-Rajaputra-Gusti-Purbaya-raja-keraton-solo.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.