Berita Viral
Sosok Konten Kreator Ngamuk Anaknya Ditampar Guru karena Panjat Pagar, Kicep Tak Dibela Dedi Mulyadi
Sosok orangtua murid yang amuk guru karena anaknya ditampar adalah Deni Rukmana, seorang konten kreator.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
Ringkasan Berita:
- Terungkap sosok wali murid amuk guru SMPN 2 Jalancagak yang tampar siswa karena panjat pagar
- Tanggapan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait kasus ini
- Pernyataan si wali murid setelah bertemu Dedi Mulyadi
TRIBUNJATIM.COM - Sosok orangtua murid yang amuk guru karena anaknya ditampar adalah Deni Rukmana, seorang konten kreator.
Deni Rukmana kerap membuat konten jenaka di media sosialnya.
Terlihat Deni telah memiliki pengikut 14,5 ribu.
Deni memviralkan guru SMPN 2 Jalancagak, Subang, Jawa Barat bernama Rana Saputra karena anaknya ZR, ditampar.
Baca juga: Nasib Guru SMP Tampar Murid yang Panjat Pagar untuk Bolos, Dedi Mulyadi Ingatkan Orangtua: Menyadari
Alasan Rana menampar karena anak Deni itu nekat memanjat pagar yang sempat roboh di sekolah untuk bolos.
Dalam video yang direkamnya Deni marah-marah ke Rana.
Sementara Rana tak menampik kalau ia memang menampar ZR.
Tapi kata Rana, ada alasan kenapa ia menampar anaknya Deni.
Deni pun mengancam akan mengadukan Rana ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Rupanya, Rana justru dibela Dedi Mulyadi.
Saat diundang Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Rana menjelaskan alasannya menampar anak Deni, ZR.
Ternyata bukan cuma gara-gara ZR melompat pagar tembok sekolah.
Rana gusar dengan perangai ZR yang dikenal nakal karena pernah ketahuan merokok dan berkelahi di sekolah.
Karenanya saat mengetahui ZR kembali bikin ulah, Rana yang merupakan guru IPS langsung menamparnya.
Bukan cuma ZR, Rana juga mengaku menampar tujuh siswa lainnya karena berbuat nakal.
Setelah insiden tersebut, Rana yang disantroni orangtua ZR pun langsung minta maaf.
Bahkan Rana bersedia mendatangi orangtua ZR dan membuat perjanjian.
Hal itu dilakukan Rana setelah dirinya diancam bakal dipolisikan oleh Deni.
Dalam perjanjian tersebut, Rana diminta sejumlah uang oleh Deni atas insiden penamparan murid.
Baca juga: Sosok Guru Tampar Siswa di Subang Ungkap Pengakuan ke Dedi Mulyadi, Ortu sempat Ngamuk
"Saya niat datang baik-baik, saya mengikuti, (orangtua murid) memperlihatkan surat visum, cuma (ada) kwitansi Rp150 ribu. (Hasil visumnya) sehat pak. Ujung-ujungnya (orangtua murid) minta diganti uang pengobatan. (Kata orangtua murid) saya keganggu kerja dua hari karena saya tuh orang kerja. Saya jawab begini 'saya ganti uang pengobatan, tapi kalau yang lain saya siap mengganti sesuai kemampuan saya," ungkap Rana Saputra, dilansir dari Youtube Dedi Mulyadi via TribunBogor.
"Oh jadi bapak diminta mengganti Rp150 ribu," imbuh Dedi Mulyadi.
Mendengar cerita dari Rana, Dedi Mulyadi mengurai sikapnya.
Gubernur yang karib disapa KDM itu menyebut bahwa kasus yang dialami Rana bisa membuat para guru cemas kala mendidik murid di sekolah.
"Ini adalah esensi pendidikan. Kalau setiap siswa kemudian yang akan dididik oleh gurunya, kemudian gurunya pada akhirnya selalu menghadapi harus ganti rugi, baik materiil maupun formil, nanti guru akan cuek semuanya sama muridnya. Jadi nanti kalau murid bandel, nanti gurunya enggak berani melakukan tindakan," ujar Dedi Mulyadi.
Diakui Rana, setelah dirinya diviralkan oleh Deni, ia jadi murung dan mengaku resah.
Sebab Rana hanya punya niatan mendidik anak-anak agar punya akhlak baik.
Tapi belakangan ia malah diviralkan hingga dimintai ganti rugi.
"Jadi saya serba salah, kalau saya mau cari aman enak-enak aja. Tapi saya panggilan jiwa. Kalau mau cari aman udah aja biarin, anak orang, yang penting saya ngajar pulang," pungkas Rana.
Dedi Mulyadi Bela Guru Rana
Mendengar curhatan Rana, Dedi mengurai pembelaan.
"Bagi saya bapak bagus. Cuma mungkin tindakan yang dianggap melanggar itu yang tampar itu. Tapi kalau saya punya anak, anak saya nakal naik pagar, ditampar oleh bapak, lapor ke saya, saya tampar lagi (anak saya). Tapi kan setiap orang berbeda-beda," ujar Dedi.
KDM berjanji bakal membela guru Rana dan menyiapkan pengacara jika kasus tersebut sampai proses hukum.
"Bapak tidak usah memusingkan perjanjian ini (dengan orangtua). Karena orangtuanya kan sudah tanda tangan surat perjanjian. Saya akan dampingi bapak, saya siapkan pengacara," pungkas Dedi.
"Makasih," timpal Rana sembari menangis.
"Tapi saya pengin dengar juga orantuanya. Apa yang jadi alasannya," akui Dedi.
Pasca-bertemu guru Rana, Dedi pun memanggil Deni Rukmana.
Baca juga: Bendahara BOS Tampar Guru PNS dan Benturkan Kepala ke Dinding, Berawal Operator yang Sebut Setan
Sempat ngotot koar-koar di media sosial atas penamparan yang dilakukan guru Rana, Deni justru mengurai pernyataan berbeda soal kasus tersebut.
Deni berjanji tidak akan memperkarakan Deni ke polisi.
Tak dibela Dedi Mulyadi, Deni mengaku tidak ada dendam dengan guru Rana.
"Dengan adanya masalah ini, semoga ke depannya lebih baik lagi buat anak saya terutama. Untuk para guru, biar lebih semangat lagi mendidik anak-anaknya. Hindari kekerasan," kata Deni Rukmana.
"Besok kita bertemu guru di sekolah, masalahnya kita selesaikan. Tidak ada dendam, tidak ada proses hukum," imbuh Dedi Mulyadi.
"Iya," jawab Deni.
Penjelasan Sekolah
Wakasek Sarana dan Prasarana SMPN 2 Jalancagak, Yaumi Basuki, mengatakan bahwa guru tersebut awalnya berupaya mendisiplinkan ZR dan tujuh siswa lain yang kedapatan meloncat pagar sekolah untuk bolos.
"Kejadian kemarin itu sebenarnya bentuk kesalahpahaman antara orangtua siswa dan pihak sekolah. Kami ingin menegakkan kedisiplinan, tetapi kami juga tidak membenarkan adanya kekerasan fisik," ujar Yaumi di SMPN 2 Jalancagak, Rabu (5/11/2025).
Setelah kejadian, kata Yaumi, pihak sekolah melakukan mediasi dengan guru, orangtua ZR, dan pihak sekolah pada Selasa (4/11/2025).
"Kemarin sudah ada pertemuan, sudah saling memaafkan. Guru yang bersangkutan dan orangtua sudah saling menerima," ujar Yaumi.
Akan tetapi, usai mediasi dan dianggap selesai, pihak orangtua tetap memutuskan untuk memublikasikan kejadian tersebut di media sosial.
"Kami tidak bisa melarang, itu hak beliau. Tapi, pada hari Selasa, masalah sebenarnya sudah selesai dan sudah ada kata maaf," kata Yaumi.
Yaumi menyebut peristiwa pendisiplinan itu dilakukan terkait larangan meloncat pagar sekolah yang baru saja selesai dibangun.
"Pagar ini baru selesai dua minggu. Kami sudah wanti-wanti supaya dijaga. Tapi, beberapa siswa masih loncat pagar, termasuk ZR dan teman-temannya," ucapnya.
Pihak sekolah, kata Yaumi, khawatir pagar yang baru dibangun rusak kembali.
Sebab, sebelumnya bagian pagar sempat roboh karena ulah siswa dan cuaca.
Yaumi mengungkapkan, ada delapan siswa yang saat itu mendapat tindakan disiplin berupa tamparan ringan.
"Iya, delapan orang. Guru hanya menampar pelan. Itu dilakukan setelah upacara dan anak-anak belum bubar," kata Yaumi.
Akan tetapi, meskipun menyebut tindakan itu sebagai bentuk penegakan disiplin, pihak sekolah mengakui cara tersebut keliru.
"Kami akan mengevaluasi cara pembinaan. Ke depan kami akan mencari solusi bagaimana mendisiplinkan tanpa kekerasan fisik," ujar Yaumi.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
orangtua murid yang amuk guru karena anaknya ditam
Deni Rukmana
SMPN 2 Jalancagak
Rana Saputra
Gubernur Jawa Barat
Dedi Mulyadi
viral di media sosial
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
| Nestapa Nelayan di Madura Terpaksa Bayar Pungli Rp 5000, Demi Dapat Solar per jeriken untuk Kapalnya |
|
|---|
| Nasib Susiyanti Dibunuh Anak karena Tegur soal Tak Ikut Tahlilan, Makanan 'Dibalas' Besi Tambal Ban |
|
|---|
| Dari Motor Pemotong Rumput ke Podium Juara 1 di Spanyol, Pembalap Sleman Nangis, Keluarga Bancakan |
|
|---|
| Puji Jokowi, Prabowo Minta Budaya Mengejek Pemimpin Terdahulu Dihilangkan: Pemimpin itu Manusia |
|
|---|
| Wali Murid MTs Keberatan Disuruh Bayar Acara Ziarah Rp 600 Ribu, Sekolah: Sudah Biasa Dilakukan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Sosok-Konten-Kreator-Ngamuk-Anaknya-Ditampar-Guru-karena-Panjat-Pagar-Kicep-Tak-Dibela-Dedi-Mulyadi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.