Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Gubenur Evaluasi Total usai Ibu Hamil Meninggal karena Ditolak 4 RS, Nasib Dirut Terancam Dicopot

Kasus ibu hamil asal Kampung Hobol, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura membuat gubernur evaluasi besar-besaran.

KOLASE Tribun Papua/Putri Nurjannah dan Yulianus Magai
KASUS IBU HAMIL MENINGGAL - Kasus ibu hamil asal Kampung Hobol, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura membuat Gubernur Papua, Mathius Fakhiri (kanan) melakukan evaluasi besar-besaran. Pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap layanan kesehatan di Provinsi Papua, Sabtu (22/11/2025). Suami Irene, Neil Castro Kabey (kiri) menyebut mereka ditolak dari rumah sakit pertama dengan alasan tidak ada dokter yang bertugas. 

Di rumah sakit keempat, Neil mengaku dirinya dimintai uang Rp4 juta untuk persalinan di bangsal VIP.

Pihak rumah sakit beralasan ruangan untuk pasien BPJS sudah penuh.

"Kalau BPJS kan ada ruangan-ruangan untuk BPJS, karena memang penuh sekali jadi diminta bayar dulu, kita bayar pun belum tentu ada dokter," kata Neil Castro Kabey dalam progam "Sapa Indonesia Malam" Kompas TV, Sabtu (22/11/2025).

Neil yang tidak membawa cukup uang kemudian memutuskan membawa istrinya ke RSUD Jayapura.

Namun, dalam perjalanan, Irene dan bayinya meninggal dunia pada Senin (17/11/2025) dini hari.

IBU HAMIL MENINGGAL - Abraham Kabey berfoto bersama kedua anak Irene Sokoy dan Niel Kabey di makam Irene Sokoy di Kampung Hobong, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Gubernur Papua, Mathius D Fakhiri, memastikan bakal mencopot dua Direktur RSUD buntut kasus Irene.
IBU HAMIL MENINGGAL - Abraham Kabey berfoto bersama kedua anak Irene Sokoy dan Niel Kabey di makam Irene Sokoy di Kampung Hobong, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Gubernur Papua, Mathius D Fakhiri, memastikan bakal mencopot dua Direktur RSUD buntut kasus Irene. (Tribun-Papua.com/Putri Nurjannah)

Klarifikasi Pihak RS

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Yowari, Maryen Braweri memberikan klarifikasi atas meninggalnya Irene Sokoy dan bayinya.

Maryen Braweri mengatakan, pasien diantar oleh keluarga ke RSUD Yowari pada Minggu (16/11/2025) sore dan rencananya melahirkan secara normal di RSUD Yowari.

“Pada saat pasien datang itu sudah pembukaan lima dan sampai 22.10 WIT baru pembukaan lengkap dan bayi sudah kelihatan. Namun karena kondisi jantung janin menurun, maka dokter menyarankan untuk operasi,” katanya ketika dikonfirmasi pada Jumat (21/11/2025).

Namun, karena dokter kandungan di RSUD Yowari tak berada ditempat, pihak rumah sakit merujuk pasien ke RS Dian Harapan.

“Untuk dokter kandungan di rumah sakit Yowari hanya ada satu orang, namun sedang ada kegiatan di luar kota, sehingga kami koordinasi dengan RS Dian Harapan untuk dirujuk ke sana,” kata dia, melansir dari Kompas.com.

Dari koordinasi itu, pasien Irine Sokoy dirujuk ke RS Dian Harapan didampingi oleh dua perawat bersama keluarga menggunakan ambulans RSUD Yowari.

Namun dalam perjalanan, kata dia, RS Dian Harapan mengabarkan melalui sambungan telephone bahwa ruang untuk BPJS Kesehatan kelas III sedang penuh dan dokter spesialis anastesi juga tidak ada.

"Makanya pasien dibawa ke RSUD Abepura dengan alasan lokasi terdekat,” ucap dia.

Baca juga: Pengakuan Rumah Sakit soal Ibu Hamil Meninggal karena Dioper Sana-sini, Keluarga: Lebih Penting Uang

Saat pasien tiba di RSUD Abepura, ia ditolak dengan alasan ruang operasi sedang direnovasi, sehingga pasien dibawa ke RS Bhayangkara.

Keluar dari RSUD Abepura, pasien dibawa ke RS Bhayangkara dengan pertimbangan lokasi terdekat dan pasien harus segera ditangani.

Sumber: Kompas TV
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved