Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Melihat Proses Pembuatan Terasi Kenjeran Surabaya, Pakai Udang Rebon Segar tanpa Bahan Pengawet

Terasi Kenjeran Surabaya, bumbu dapur yang menjadi pelengkap berbagai masakan yang ternyata dibuat dengan cara yang masih sangat tradisional.

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Nurika Anisa
TERASI KENJERAN - Arifin, warga Kejawan Lor Kenjeran, Kota Surabaya, Jawa Timur, yang merupakan pembuat terasi khas Kenjeran, Kamis (18/9/2025). Ia tengah menjemur udang tangkapannya di atas lantai semen pinggiran pantai, untuk diproses fermentasi terasi. Udang dicampur garam tanpa pengawet lalu diuleni dan dijemur. 

“Sampai halus terus dicampur (tanpa alat) dijemur lagi, saya tidak kasih campuran apa-apa. Ndak (tidak) berani campur-campur. Hanya garam sedikit,” kata Rifin saat ditemui di rumahnya.

Terasi buatan Rifin terkenal tanpa bahan pengawet.

Ia meyakini cara inilah yang menjaga cita rasa asli terasi Kenjeran tetap kuat dan harum.

Proses pengolahan udang rebon hingga menjadi terasi biasanya memakan waktu sekitar tiga hari.

Semua dilakukan Rifin seorang diri, tanpa bantuan istri atau anak-anaknya.

Ketiga anaknya lebih memilih berjualan warung dan bekerja di luar, sementara Rifin tetap setia melestarikan usaha kecil yang penuh makna ini.

“Ngambil udang rebon ke laut, dijemur. Semua saya kerjakan sendiri. Dulu bapak dibantu ibu, ibu yang nguleni, tapi sekarang istri saya meninggal jadi saya sendiri. Anak-anak sudah bekerja, ada yang punya warung,” ujarnya.

Meski usianya sudah tak muda lagi, Rifin masih rutin melaut setiap hari.

Ia biasanya berangkat jam 11 malam, pulang sejam kemudian, lalu kembali melaut saat pagi menjelang.

Hasil tangkapan itu langsung ia olah menjadi terasi, tanpa menunggu lama.

Bagi Rifin, kualitas udang yang segar adalah kunci dari rasa terasi yang lezat.

Perjalanan hidup Rifin memang tak mudah.

Sejak kecil ia sudah terbiasa membantu orang tuanya di laut. Sekolah hanya sampai kelas 4 SD, setelah itu ia berhenti demi mencari nafkah.

Ia pernah bekerja sebagai nelayan, pemancing, hingga penjaring ikan.

Namun, akhirnya pilihan hidupnya kembali ke terasi, warisan kuliner yang sudah membesarkan keluarganya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved