Tahun Depan 90 Persen Sekolah Harus Gelar UNBK, Dindik Sidoarjo Minta Anggaran Tambahan
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mengakui penggunaan komputer untuk Unas dan US merupakan instruksi langsung dari Presiden Joko
Penulis: Irwan Syairwan | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - "Karena keamanan dan integritas UNBK dan USBN lebih terjamin. Kami targetkan tahun ajaran mendatang sudah 90 persen gelaran Unas dan US harus sudah terkomputerisasi," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Muhadjir Effendy saat sidak percetakan naskah Unas di PT Jasuindo Tiga Perkasa (JTP), Senin (28/2/2017).
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mengakui penggunaan komputer untuk Unas dan US merupakan instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia juga mengakui ada peningkatan signifikan pada gelaran UNBK kali ini. Diungkapkan, tahun sebelumnya hanya sekitar 4.000 sekolah yang menggelar UNBK.
Namun, pada tahun ajaran ini terjadi peningkatan tiga kali lipat,yaitu sekitar 12.000 lembaga sekolah yang menggelar UNBK.
"Yang jenjang SMA sudah mencapai 80 persen, sementara yang SMP sudah 60 persen. Tahun depan setidaknya harus 90 persen," sambungnya.
Terkait sidak, Muhadjir menyatakan persiapan Unas sudah masuk tahap finalisasi. Sekitar 70 persen persiapan sudah selesai, tinggal melakukan distribusi soal ke berbagai wilayah dari percetakan pemenang tender.
Untuk percetakan JTP, Muhadjir yang juga pengamat militer ini menyatakan persiapan bisa dikatakan selesai kerena sudah melakukan pengiriman soal.
"Tiap percetakan pemenang tender kami tugaskan mencetak soal Unas hanya untuk enam provinsi. Hal ini agar proses pengerjaan cepat selesai dan tepat waktu. Untuk JTP sendiri, melayani Jatim, Banten, Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara," paparnya.
Meski Kemendikbud menargetkan gelaran Unas dan US harus sudah terkomputerisasi pada tahun ajaran memdatang, tampaknya kesiapan itu belum terlihat di Sidoarjo.
Dari 239 sekolah tingkat SMP yang ada di Kota Delta, hanya 17 sekolah yang baru siap menggelar UNBK dan USBN.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Dindik) Sidoarjo, Tirto Adi, menyatakan kurangnya sarana-prasarana (sarpras) menjadi kendala untuk menggelar UNBK dan USBN.
"Banyak sekolah yang sarpras berupa komputer belum memadai untuk menggelar UNBK," imbuh Adi.
Adi menegaskan pihaknya akan mengajukan tambahan anggaran untuk mengadakan pembelian komputer ke DPRD Sidoarjo agar bisa menggelar UNBK secara menyeluruh.
"Butuh tambahan anggaran agar bisa 100 persen UNBK. Kami akan ajukan hal ini ke Dewan," ujarnya.
Dindik Sidoarjo kali ini hanya menggelar Unas untuk tingkat SMP saja. Sementara tkngkat SMA, pengelolaannya telah diambilalih Dindik Provinsi.
Tahun lalu, hanya lima sekolah yang bisa menghelar UNBK.
Pemkab Sidoarjo pernah menargetkan untuk tahun ajaran ini akan menjadi 100 persen, namun meleset karena ternyata komputer yang ada di sekolah-sekolah tak sesuai spesifikasinya untuk menggelar UNBK.
(Surya.co.id/Irwan Syairwan)