Satu Jam Berada di Balai Kota Surabaya, Warga Waduk Sepat Belum Ditemui Perwakilan Pemkot
Warga Teluk Sepat Kelurahan Lidah Kulon hari ini Rabu (15/3/2017) berada di Balai Kota Surabaya sejak sekitar pukul 10.30 WIB, namun hingga...
Penulis: Nurul Aini | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nurul Aini
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Warga Waduk Sepat Kelurahan Lidah Kulon hari ini Rabu (15/3/2017) berada di Balai Kota Surabaya sejak sekitar pukul 10.30 WIB, namun hingga sekitar 1 jam kemudian, belum terlihat perwakilan pemkot yang menemui massa.
Baca: Warga Waduk Sepat bersama WALHI Tuntut Pemkot Laksanakan Keputusan MA
Kesal tidak ada perwakilan pemerintah yang keluar warga berteriak dalam bahasa jawa khas Surabaya.
"Ora enek sing wani ta? Wedi rek! (apa tidak ada yang berani? Takut?)," teriak ibu demonstran yang diikuti sorakan dari warga lain.
Warga merasa Pemkot telah mengkhianati warga dan memihak pada pengembang.
Dalam hal ini PT Ciputra sebagai pengembang area Waduk Sepat.
"Aku iki sing bayar kowe kabeh, pemerintah lan polisi. Kok yo warga dibujuki (aku ini yang membayar kalian semua. Kenapa malah dibohongi)," seorang ibu lainnya ikut berteriak sembari menunjuk polisi-polisi yang mengawal demonstran.
Melihat tindakan ibu-ibu tersebut, pemimpin demostran mengatakan pada media untuk memaklumi.
"Kabeh iki wong jowo pak, dadi yo ngini bahasane, urakan tapi yo gak tau digobres (Semua disini orang jawa pak, jadi ya seperti ini bahasa yang digunakan, urakan tapi ya tidak pernah dihiraukan pemerintah)," ujarn pemimpin demonstran
Aksi tersebut didampingi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Laskar Pembela Bumi Pertiwi (LPBP) dan LBH Surabaya meminta Pemerintah Kota membuka dokumen publik yang menjadi dasar pengembang mengelola lahan waduk Sepat.