Tenaga Medis Jatim Dilarang Ubah Jadwal Jaga Lebaran yang Sudah Ditentukan, Ini Sanksi Jika Ketahuan
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur melarang tenaga kesehatan untuk mengubah daftar jaga dari yang sudah ditentukan oleh rumah sakit setempat.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Alga W
lihat foto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, dr Kohar Hari Santoso melarang tenaga kesehatan untuk mengubah daftar jaga dari yang sudah ditentukan oleh rumah sakit setempat.
Hal tersebut untuk mencegah adanya tenaga medis yang kecapaian dan membuat kinerjanya kurang maksimal.
"Ada yang tukar shift dengan temannya agar jatah libur pas Lebarannya bisa dirapel," ujarnya kepada TribunJatim.com, Kamis (29/6/2017).
Selain itu, menggabungkan jam kerja secara berlebihan bisa mengganggu kesehatan tenaga medis sendiri.
Kohar tidak menginginkan kasus dokter Jakarta yang meninggal, diduga karena kecapekan, terjadi di Jawa Timur.
Baca: Penitipan Parkir Sepeda Motor Terminal Purabaya Alami Penurunan di Lebaran 2017
Penyusunan daftar jaga dalam suasana Lebaran pun tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan hari-hari biasa.
Hal ini karena jumlah personelnya tetap dan semua mendapat jatah yang sesuai.
"Dokter itu dapat jatah jaga maksimal 18 jam sehari, setelah itu harus jeda," tambahnya.
Baca: Foto-foto Kunjungan Obama ke Indonesia Ada yang Palsu, Awas Ketipu, Kenali yang Asli Berikut Ini
Jika ada yang melakukan penggantian daftar jaga secara pribadi, maka akan ada sanksi.
Sanksi ini dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebagai lembaga profesi yang menaungi.
"Sanksinya tergantung majelis, bisa berupa teguran, atau sanksi yang lain," tambah Kohar.
Saat ini di Jatim belum ada pelaporan penggantian jadwal jaga yang berlebihan.
"Memang tidak bisa dipantau satu per satu, tapi jika ada pelaporan keluhan tentu akan ditindaklanjuti," tutur Kohar.
Baca: Tips Olah Sisa Makanan Lebaran dari Umi Pipik Ini Bisa Kamu Coba, Nggak Ada Kata Mubadzir Lagi Deh!
