Giling Biji Kopi Pakai Bor, Warkop Ini Berhasil Jual 100 Gelas Kopi Tiap Hari
Berbagai jenis kopi juga ditawarkan bahkan di kedai kopi kelas kaki lima. Seperti halnya warung kopi Bor di lorong dekat Jalan Embong Sawo...
Penulis: Triana Kusumaningrum | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Triana Kusumaningrum
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kebiasan 'ngopi' di kedai, cafe atau coffee shop memang sudah jadi bagian dari gaya hidup masa kini.
Hal tersebut membuat bisnis warung kopi, cafe dan coffee shop saat ini menjamur termasuk di Surabaya.
Berbagai jenis kopi juga ditawarkan bahkan di kedai kopi kelas kaki lima.
Seperti halnya warung kopi Bor di lorong dekat Jalan Embong Sawo Surabaya.
(Ditolak Warga, Pemkot Blitar Malah Anggarkan Rp 11,5 Miliar untuk Bangun SMP Negeri ini)
Benar, bor yang dimaksud tidak lain adalah perkakas yang digunakan untuk melubangi suatu permukaan di bidang konstruksi.
Dalam hal ini, si pemilik usaha, Yanti dan suami menggunakan bor untuk menggiling biji kopi menjadi bubuk.
"Awalnya ya kenapa pakai bor karena colokan listrik cuma satu. Jadi gimana nggiling kopi pakai alat tapi nggak pakai listrik, terus muncul ide pakai bor ini," ujar Yanti (42) saat ditemui di acara Urban Coffee Week 2017 di Marvell City Surabaya pada Jumat (21/7/2017)
Yanti dan suaminya mulai berjualan kopi Bor sejak Juli 2016 lalu, dengan harga Rp 3000 percangkir kopi.
"Dulu awalnya jual kopi asli dengan harga Rp 3000 susah, paling sehari cuma laku tiga gelas kopi," ujar wanita yang bekerja sebagai Konsultan Pajak.
Kini dirinya bisa menjual hingga 100 cangkir kopi racikanya per hari.
Mulai kopi Toraja, Flores, Kintamani, Gayo dan masih banyak jenis kopi lainnya yang kesemuanya ia jual kurang dari Rp 15000 per cangkir.
Untuk jam buka warung kopi Bor kalian bisa datang mulai pukul 07.00 sampai 16.00 WIB.
Baca: Tetap Optimis, Risma Serahkan 107 Nama Anak Putus Sekolah Untuk Kembalikan Kelola SMA dan SMK