Pemkab Probolinggo Punya Cara Unik Untuk Tekan Angka Perceraian, Begini Actionnya
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo memiliki cara unik dalam mencegah angka perceraian di Probolinggo, salah satunya dengan sosialisasi yang dik
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo memiliki cara unik dalam mencegah angka perceraian di Probolinggo, salah satunya dengan sosialisasi yang dikemas dalam bentuk pengajian.
Pengajian umum ini dilakukan rutin oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Probolinggo. Seperti halnya, hari ini (21/7/2017), pengajian dilakukan di Pendopo Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan ini diawali dengan pengajian. Para undangan yang didominasi perempuan ini mengikuti pengajian terlebih dahulu.
Dilanjutkan dengan istighosah dan sholawat bersama yang dipimpin oleh Sholehah Zein pengasuh Yayasan Bina Sholehah Kraksaan dan ditutup dengan tausiyah tentang trafficking Mahtumah, selaku Dosen Universitas Zainul Hasan Genggong.
Setelah itu, petugas dari DPPKB melakukan sosialisasi. Pada prinsipnya, menata dan membangun SDM adalah hal yang wajib. Perlu adanya pengetahuan dan motivasi untuk menciptakan keluarga yang Sakinah Mawaddah dan Warohmah (Samawa).
Baca: Woooww,18 Wanita Terapis Spa di Surabaya ini Terjaring Razia, Cantik-cantik Dimasukkan Truk Petugas
“Dasar utama yang menjadi pedoman adalah pendewasaan usia perkawinan agar terhindar dari perceraian. semoga kegiatan ini manjadi motivasi untuk peserta muslimat/fatayat NU dalam kehidupan sehari hari,” kata Kepala Dinas DPPKB Kabupaten Probolinggo Anang Budi Yulianto
Ia menjelaskan, masalah yang sedang dihadapi adalah persoalan perceraian karena kurang dewasanya usia perkawinan. Kematangan dalam membangun sebuah rumah tangga itu sangat penting.
Semakin usianya muda, maka semakin rentan terpengaruh dengan perilaku yang tidak baik yang berujung pada kehancuran rumah tangga.
“Membangun keluarga Samawa harus memiliki wawasan, pengetahuan dan pemikiran yang matang,” jelasnya.
Sosialisasi ini, kata dia, juga dilakukan untuk mencegah dampak negatif akibat perceraian. Ia menerangkan, bahwa perceraian ini bisa berdampak pada trafficking.
Kata dia, pemkab memang sedang fokus mencegah, para perempuan yang menjadi korban perdagangan. Ia menyebut bahwa minoritas korban trafficking itu perempuan yang menjadi korban perceraian dan terdesak secara ekonominya.
“selain mendorong dan motivasi untuk tidak terjerumus dalam trafficking, kegiatan ini juga mengangkat serta memberdayakan kaum perempuan menjadi lebih baik dan kreatif. Harapannya, kami juga dapat meningkatkan potensinya dalam mendukung pembangunan SDM para perempuan atau pada anak,” tutupnya. (Surya/Galih Lintartika)