Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Strategi Optimalisasi Jalur Pasuruan ke Bromo Demi Dongkrak Ekonomi dan PAD, DPRD: Out of The Box

Dorongan untuk mengoptimalkan jalur Pasuruan sebagai pintu utama menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menjadi salah topik diskusi

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/GALIH LINTARTIKA
CARI TEROBOSAN - Agus Setiya Wardana (kiri), Adinda Denisa (tengah), Rendy Nicko (kanan) saat berdiskusi di Gunung Bromo dalam program Jawara yang diselenggarakan DPRD bersama Tribunjatim Network. 

Ringkasan Berita:
  • Forum: Jagongan Wakil Rakyat (Jawara) membahas optimalisasi jalur Bromo Pasuruan.
  • Peluang: Pasuruan harus menjadi jalur favorit dengan menonjolkan keunikan pengalaman.
  • Strategi (Adinda Denisa): Prioritas pada fasilitas dasar (PJU, jalan, rest area) dan pengembangan Itinerary Khusus untuk segmen wisatawan berbeda.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Galih Lintartika

TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Dorongan untuk mengoptimalkan jalur Pasuruan sebagai pintu utama menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menjadi salah topik diskusi Jagongan Wakil Rakyat (Jawara) yang bekerjasama dengan Tribun Jatim Network.

Bagi para wakil rakyat dan tokoh Tengger, Bromo bukan sekadar destinasi, melainkan mesin penggerak ekonomi yang mampu mendongkrak pendapatan warga hingga Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan Adinda Denisa menegaskan, Pasuruan memiliki peluang besar untuk tampil sebagai jalur favorit wisatawan.

Baca juga: Alasan Keluarga Pasien RSUD Pasuruan Angkat Sendiri Jenazah ke Ambulans, Manajemen RS: Pada Panik

Namun, kata dia, peluang itu membutuhkan penataan yang lebih berani, inovatif, dan berbeda dari jalur -jalur lain, karena Bromo bisa diakses dari Probolinggo dan juga Malang.

Fondasi Fasilitas Dasar dan Itinerary Bersegmen

“Bromo itu jantung pariwisata Jawa Timur. Jalur Pasuruan harus ikut berdenyut sebagai nadinya. Kita harus menawarkan pengalaman yang tidak dimiliki pintu lain,” tegasnya.

Dari data Dinas Pariwisata, 132.977 wisatawan datang ke Bromo sepanjang Januari–September 2025, itu menjadi sinyal bahwa permintaan pasar sangat besar.

Namun, ia menilai jalur Pasuruan belum menggambarkan potensi terbaiknya. Dia menekankan bahwa kebutuhan dasar wisatawan harus menjadi prioritas.

Mulai dari penambahan PJU di sepanjang jalan menuju Bromo via Pasuruan, peningkatan kualitas jalan, rest area yang memadai, hingga penataan ruang parkir agar arus kendaraan wisata tidak semrawut.

“Kalau fasilitas dasarnya sudah kuat, wisatawan merasa aman dan nyaman. Itu fondasi sebelum bicara promosi,” ujar politisi muda Partai Gerindra itu.

Ia juga menyebut bahwa jalur Pasuruan harus menawarkan pengalaman wisata yang komprehensif.

Bukan hanya perjalanan menuju kawah, tetapi sebuah rangkaian wisata yang memberikan nilai tambah, termasuk interaksi budaya, kuliner, dan desa wisata.

Salah satu catatan penting Adinda adalah belum adanya penyusunan itinerary khusus sesuai segmen wisatawan.

Ia menilai kebutuhan wisatawan keluarga, pelajar, travel karyawan, komunitas motor, wisatawan asing, hingga pemburu sunrise itu berbeda.

Baca juga: Hadiri Ziaroh Kubro, Bupati Pasuruan Pastikan Dukung Kegiatan Keagamaan yang Damai dan Bermanfaat

“Kalau ingin bersaing, Pasuruan harus punya paket wisata yang jelas. Wisatawan itu hanya membeli dua hal: pengalaman dan kenyamanan. Dan Itinerary itu kunci,” tegasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved