Cara Presiden Joko Widodo Tanggapi 'Perseteruan' Susi Pudjiastuti dan Luhut Binsar Pandjaitan
Internal Kabinet Kerja bisa dibilang tengah alami gonjang-ganjing antara kementerian kelautan dan perikanan vs kementerian...
TRIBUNJATIM.COM, JAKARTA — Internal Kabinet Kerja bisa dibilang tengah alami gonjang-ganjing antara kementerian kelautan dan perikanan vs kementerian koordinator bidang kemartitiman.
Kedua menterinya yakni Susi Pudjiastuti dan Luhut Binsar Pandjaitan tengah adu pendapat terkait kebijakan penenggelaman kapal.
Luhut meminta langkah Susi menenggelamkan kapal dihentikan dan meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan fokus meningkatkan ekspor.
Pernyataan Luhut kemudian didukung Wapres Jusuf Kalla.
Namun, Susi menyatakan tetap konsisten pada kebijakannya karena merasa hal tersebut sesuai ketentuan undang-undang.
(Arthur Irawan Trial ke Persebaya Surabaya Undang Berbagai Reaksi Bonek di Twitter)
Menanggapi hal ini Presiden Joko Widodo punya cara untuk menengahi hal tersebut.
Presiden memang mengatakan sempat meminta Susi untuk fokus meningkatkan ekspor ikan.
"Saya sampaikan ke Bu Susi, Bu sekarang konsentrasinya ke industri pengolahan ikan terutama yang mendorong untuk ekspor, ikan untuk ekspor karena ekspor kita turun. Itu saja," kata Presiden di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Namun, Presiden Jokowi tetap menilai bahwa penenggelaman kapal yang selama tiga tahun terakhir dilakukan untuk kebaikan negara.
Ia menyatakan tetap mendukung kebijakan tersebut sebagai bentuk penegakan hukum.
"Jadi, penenggelaman ini bentuk law enforcement yang kita tunjukkan bahwa kita ini tidak main-main terhadap ilegal fishing, terhadap pencurian ikan. Enggak main-main," kata Presiden Jokowi.
"Oleh karena yang paling serem ditenggelamkan. Yang paling serem itu. Untuk efek jera," tambah dia.
(Ingin Tetap Ikut Usung Nanda-Wan Edi, Ketua Nasdem Kota Malang Datangi KPU Malam Hari)