Gara-gara Iseng, Peyek Asal Kota Batu ini Malah Bisa Go Internasional
Siapa sangka, wanita ini berhasil mengembangkan usaha rempeyek hingga ekspor ke luar negeri gara-gara iseng.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, BATU - Berbagai macam makanan ringan seperti keripik, tertata rapi dalam rak-rak di Toko Arjuna 999, Rabu (7/3/2018).
Toko yang terletak di Jalan Bukit Berbunga, Desa Sidomulyo itu milik satu di antara pelaku UMKM di Kota Batu, Hari Mastutik.
Siapa sangka, ia berhasil mengembangkan usahanya sampai ekspor. Bahkan makanan yang diekspor ini ialah makanan yang dibuat secara tradisional, yakni rempeyek alias peyek.
Ditemui ditokonya, Mastutik terlihat santai. Tanpa basa-basi iapun menyuguhkan rempeyeknya yang diekspor, beserta keripik buah lainnya.
Ibu tiga orang anak ini ketika ditanya bagaimana bisa mengembangkan usahanya sampai ke luar negeri, ia langsung flashback seketika.
Ternyata Mastutik belajar bangkit dan tidak ingin terus-terusan terpuruk atas meninggalnya suaminya.
Saat itu, ia tetap memposisikan dirinya sebagai ibu rumah tangga. Memasak untuk anak-anaknya. Lalu ia iseng-iseng membuat lauk rempeyek. Dan entah kenapa, ia terpikirkan untuk menjual rempeyeknya.
"Karena saat itu saya mengasuh tiga orang anak, suami saya meninggal dunia, bagaimana caranya saya harus tetap bersemangat. Buatlah peyek itu, dan memberanikan diri membuat produk untuk rempeyek ini," kata Mastutik.
Tidak hanya rempeyek saja, juga ada beberapa lainnya seperti keripik tempe, keripik buah. Awal saat ia bisa menjadikan rempeyek sebagai lahan usaha, tidak semulus harapannya.
Dia harus mengurus segala persyaratan, seperti IRT dan izin kesehatan lainnya. Setelah semua selesai, ia pun menjajah menjual dsn menaruhnya di toko oleh-oleh.
Itupun juga tidak berjalan sesuai harapannya, bahkan ia harus rela ditolak sampai enam toko oleh-oleh.
"Alasan mereka menolak itu karena produk seperti saya ini sudah banyak. Saat itu ada sedikit rasa kecewa dan hampir putus asa. Padahal semua izin sudah dapat, ternyata sampai sesulit ini menjalani usaha," ungkapnya.
Sampai situ ia tidak tinggal diam. Ternyata ia juga dibantu dengan anaknya untuk memasarkan secara online melalui media sosial.
Selang beberapa minggu, tiba-tiba ia mendapatkan telepon dari pembeli asal Hongkong. Karena sedikit tidak percaya, ia mengira itu adalah orang iseng.
Namun ternyata tidak, pembeli itu memberikan sejumlah uang, sesuai pesanan rempeyek untuk dikirim ke Hongkong.