Sesepuh Kampung Dinoyo Nilai untuk Akurkan Etnis Sunda dan Jawa Tak Perlu Ganti Nama Jalan
Demi mengupayakan rekonsiliasi antara etnis Jawa dan Sunda, Pemprov Jatim menamakan dua jalan baru di Kota Surabaya.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Demi mengupayakan rekonsiliasi antara etnis Jawa dan Sunda, Pemprov Jatim menamakan dua jalan baru di Kota Surabaya.
Dua jalan tersebut adalah Jalan Dinoyo yang diganti dengan Jalan Sunda, dan Jalan Gunungsari digantikan dengan Jalan Prabu Siliwangi.
Namun ternyata niat baik tersebut tidak sepenuhnya diterima oleh warga sekitar.
(Sesepuh Kampung Dinoyo Tidak Setuju Penggantian Nama Jalan Dinoyo Menjadi Jalan Sunda, Ini Alasannya)
Seperti Laturi (76) yang mengatakan bahwa penggantian jalan tersebut hanya akan membuang-buang uang tanpa menimbulkan dampak yang positif kepada masyarakat.
"Akur atau tidak itu kan tergantung setiap manusianya karena setiap manusia itu punya hati dan punya rasa dengki," kata pria yang akrab disapa Nipon ini, Rabu (7/3/2018).
Menurut Laturi, lebih baik anggaran yang digunakan untuk pergantian nama tersebut bisa dialokasikan untuk kemajuan pendidikan atau kesejahteraan masyarakat yang lain.
(Ini Alasan Pemprov Jatim Pilih Jalan Gunungsari dan Dinoyo Diganti Jadi Sunda dan Prabu Siliwangi)
"Indonesia itu ya ada Sunda, Jawa, Batak, Makassar dan suku lain, jadi semuanya ya harus rukun," ucapannya.
Seperti diketahui, sampai saat ini dipercaya antara etnis Sunda dan Jawa tidak bisa akur karena adanya dendam turunan akibat perang Bubat yang melibatkan kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda.