4 Hal Penting Seputar Isu Mikroplastik dalam Air Minum Kemasan, Simak Respons BPOM hingga WHO
Usai kabar soal telur palsu, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan isu bahaya mikroplastik.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM - Usai kabar soal telur palsu, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan isu bahaya mikroplastik.
Isu tersebut muncul usai beredarnya hasil penelitian yang menunjukkan adanya mikroplastik dalam air minum kemasan.
Mikroplastik sendiri adalah partikel plastik kecil yang bisa berasal dari kosmetik, pakaian, proses industri, bahan kemasan, maupun hasil penguraian dari benda plastik yang berukuran besar.
(Cerita Sedih Ayumi Saat Chef Harada Berjuang Lawan Sakit Terungkap di Postingan Ini, Hatiku Hancur)
Dirangkum TribunJatim.com dari berbagai sumber, berikut ulasan beberapa hal terkait isu tersebut.
1. Awal polemik mikroplastik

Polemik mikroplastik ini sendiri menyeruak dari sebuah penelitian yang dilakukan organisasi media nonprofit ORB Media bersama dengan State University of New York yang beberapa kali dilakukan.
Sebelum meneliti tentang kandungan mikroplastik dalam produk minuman, ORB melakukan studi yang mengungkapkan bahwa mikroplastik ditemukan di jaringan air ledeng dan sumur di negara-negara seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Dilansir dari Tribunnews, kondisi tersebut ditemukan melalui analisa 159 sampel air ledeng dan air tanah yang berasal dari delapan wilayah di lima benua.
(3 Fakta Pilu Kondisi Chef Harada Sebelum Dikabarkan Meninggal, Dari Sakit hingga Anak Jual Mobil)
Di antaranya, Jabodetabek, Indonesia (21 sampel); New Delhi, India (17 sampel); Kampala, Uganda (26 sampel).
Juga di Beirut, Lebanon (16 sampel); Amerika Serikat (36 sampel); Kuba (1 sampel); Quito di Ekuador (24 sampel), dan Eropa (18 sampel).
Dari 159 sampel air keran yang diambil dari lima negara tersebut, 83 persen di antaranya mengandung partikel serat plastik mikroskopis (mikroplastik).
2. Belum terbukti kebenarannya

Temuan soal bahaya mikroplastik untuk kesehatan ini belum bisa dibuktikan secara ilmiah.