Maraknya Kasus Pelecehan Anak, DPRD Surabaya: Sebagai Kota Layak Anak, Harusnya Kita Jaga Bersama
Predikat kota layak anak untuk Surabaya cukup berat dijalankan. Hal ini mengingat maraknya kasus pelecehan pada anak.
Penulis: Nurul Aini | Editor: Agustina Widyastuti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nurul Aini
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Predikat kota layak anak untuk Surabaya tampaknya cukup berat dijalankan.
Hal tersebut dikatakan anggota DPRD Kota Surabaya, Junaedi mengingat maraknya kasus pelecehan pada anak.
Wakil Ketua Komisi D Bidang Kemasyarakatan yang juga membawahi masalah pendidikan tersebut mengaku prihatin.
Dibully karena Foto Jadul Diduga Dirinya Beredar, Lucinta Luna Unggah Video ini untuk Para Haters
Di saat banyak pihak menaruh harapan pada Surabaya sebab dianggap kota layak untuk anak, justru implementasi di lapangan tidak tepat.
"Kita harusnya bersama menjaga gelar sebagai kota layak anak ini," ungkap Junaedi, Selasa (20/3/2018).
Junaedi menyebutkan hal tersebut harus dilakukan bersama tidak hanya pemerintah dan DPRD saja, melainkan seluruh elemen masyarakat.
"Saya kira soal pantas tidaknya sebagai kota layal anak, itu memang perlu kita berkaca. Kita mendapat predikat itu ya harus kita jaga," kata Junaedi.
Beraksi Sejak 2016, Begini Pengakuan Mengejutkan Pembobol Kartu Kredit, Anggota Hacker Kolam Tuyul
Penilaian sebagai kota layak anak, kata Junaedi tentu dilakukan dengan berbagai pertimbangan.
Terlepas dari kenyataan implementasi di lapangan ada yang tidak tepat atau di luar penilaian.
Karenanya, ia berharap untuk melakukan evaluasi khususnya di bidang pendidikan.
Sebab, belakangan terjadinya kasus pelecehan pada anak justru terjadi di lingkungan pendidikan, bukan di lingkungan rumah atau ruang publik.
Lewat Food Startup Indonesia, Bekraf Dorong Startup Kuliner Siap Melangkah ke Pasar Global
Di sisi lain, politisi Partai Demokrat tersebut mengatakan harus dipikirkan mengenai pendampingan korban.
Sebab, kemungkinan besar korban mengalami trauma sehingga perlu pendampingan mengembalikan trauma tersebut.
"Korban pasti mengalami trauma sendiri. Itu akan sulit hilang. Harus dilakukan pendampingan," jelasnya.
Yuk subscribe Channel TribunJatim.com lainnya:
YouTube:
Instagram: