Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Setelah Tiga Tahun Berturut Gagal Total, Perusda Banongan Akhirnya Setor PAD, Meski

Perusda Banongan berhasil bangkit dan menyetor PAD untuk daerah, setelah sekian tahun kondisinya berdarah-darah.

Penulis: Izi Hartono | Editor: Mujib Anwar
Bangsa Online
Bupati Situbondo saat melantik Direktur Perusda Banongan. 

TRIBUNJATIM.COM, SITUBONDO - Setelah mengalami krisis keuangan cukup lama, Perusahaan Daerah (Perusda) Banongan, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, mulai bangkit.

Bahkan, di tahun 2017 Perusda Banongan dapat menyetor pendapatan asli daerah (PAD) ke kas Pemkab Situbondo sebesar Rp 85 juta.

Padahal sebelumnya, selama tiga tahun berturut-turut selalu gagal menyetor PAD.

Direktur Perusda Banongan, H Lailul Ilham mengatakan, setelah dilantik bupati bulan Nopember 2016, dirinya langsung  berusaha mengurai persoalan dan masalah yang ada dan dihadapi Perusda Banongan.

Dari situ, hampir semua komponen di Perusda Banongan perlu dilakukan perbaikan, mulai dari menejemen dan SDM, modal dan alatnya.

"Ini merupakan tantangan bagi kami dan itu kami lakukan satu persatu. dari sisi menejemen hampir semua peraturan yang ada memang tidak ada yang mengatur tupoksi masing masing tugas kerja yang ada di Perusda Banongan," ujarnya, Senin (9/4/2018).

Mau Ambil Air Wudhu, Truk Fuso Tiba-tiba Seruduk Rumah Tono dan Warga Mojokerto

Untungnya, kata mantan politisi PKB ini menjelaskan, ada Peraturan Bupati nomor 29 tahun 2016 yang memberikan otoritas kepada Perusda, meskipun amanat Perbub itu tidak dapat dilaksanakan semua.

"Akan tetapi struktur perusahaan sudah berubah dan dibawanya Direktur ada empat menejer. Mereka semua bertanggungjawab terhadap kasi dibawahnya," katanya.

Dari sisi menejemen keuangan, kata H Lailul, pihaknya mengeluarkan tentang SOP terkait proses pengajuan dan pengeluaran keuangan. Sehingga tidak lagi menunggu perintah dan petunjuk.

"Ketika itu tidak sesuai prosedur, maka kita lakukan tindakan. Maka kita sudah memberikan surat peringatan satu dan dua kepada beberapa orang. Itu yang kami lakukan diaspek menejemen," urainya.

Aksi Saling Lempar Antar Suporter, Kaca Perumahan Guru di Kediri Pecah Berantakan

Selain masalah menejemen, disisi permodalan awal masuk hanya sebesar Rp 300 juta, itupun diambilkan dari KSO PG Olean.

Setelah itu, pihaknya mendapatkan kucuran KSO dari PG Asembagus sebesar Rp 2 miliar lebih dan dipotong pajak menjadi Rp, 1.8 miliar.

"Untuk dana sebesar Rp 300 juga hanya cukup membayar gajj karyawan selama tiga bulan," katanya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved