Sutomo Mengira Suara Ledakan adalah Mercon
Sutomo, meralat sebelumnya yang disebut Atmojo, terlihat lemas. Matanya berkaca-kaca sembari duduk di dekat rumah yang hancur
Penulis: Benni Indo | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, BATU - Sutomo (76), meralat sebelumnya yang disebut Atmojo, terlihat lemas. Matanya berkaca-kaca sembari duduk di dekat rumah yang hancur akibat ledakan.
Sutomo adalah mertua Didik Setiawan, korban meninggal ledakan mesin uap pembuat tahu di Temas, Batu.
Saat peristiwa terjadi, Sutomo sedang berada di sawah. Ia saat itu sedang mencabut rumput di sawahnya.
Jaraknya sekitar 300 meter dari lokasi ledakan. Sekitar pukul 10.00 wib, Sutomo mendengar suara ledakan.
Baca: Wali Kota Batu Dewanti Akan Kunjungi Keluarga Korban Ledakan Tabung Gas
"Saya kira mercon," kata Sutomo, Jumat (18/5/2018).
Suara ledakan itu begitu keras. Sutomo pun langsung beranjak dari aktivitasnya mencabut rumput.
"Lah saya terus pulang saat babat suket," terangnya.
Saat pulang, ia melihat banyak orang di depan rumahnya. Sementara rumah Didik, yang bergandengan di belakang dengan rumah Sutomo terlihat hancur.
Saat itulah ia mengetahui kalau ada peristiwa naas yang menimpa keluarganya. Sutomo lantas diajak ke RS Bhayangkara Tingkat IV Hasta Brata Batu untuk melihat kondisi Eni Susana, putri kandungnya.
Baca: Belum Ada Kepastian Jenazah Puji Kuswati Sekeluarga di Makamkan di Magetan
Sehari sebelum kejadian, Sutomo seharian di dalam rumah. Menantunya bekerja seperti biasa.
Diterangkan Sutomo, Didik baru saja membuka usaha memproduksi tahu tiga bulan yang lalu. Sebelumnya, Didik hanya bekerja sebagai buruh serabutan. (Benni Indo)