Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Hadiri Haul KH Mohammad Hasan di Ponpes Zainul Hasan Probolinggo, Gus Ipul Ungkap Manfaatnya

Saifullah Yusuf menghadiri Haul Almarhum KH Muhammad Hasan bin Syamsuddin bin Qoiduddin ke-63 di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong.

Istimewa
Gus Ipul saat menghadiri Haul KH Muhammad Hasan bin Syamsuddin bin Qoiduddin ke-63 di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf menghadiri Haul Almarhum KH Muhammad Hasan bin Syamsuddin bin Qoiduddin ke-63 di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Pajarakan Probolinggo, Senin (25/6/2018) siang.

Haul tersebut dihadiri ribuan jemaah, mulai dari para kiai, aulia, guru agama, serta alumni Pondok Pesantren Zainul Hasan, Probolinggo.

Gus Ipul, sapaan akrabnya menyampaikan bahwa menghadiri peringatan wafatnya para aulia, guru dan kiai bisa menyambungkan silaturahmi secara tegak lurus umat dengan para aulia, guru, dan kiai, utamanya soal akidah.

Baca: Pertumbuhan Ekonomi Jatim Stabil, Fatma Saifullah Yusuf Optimis Jumlah Koperasi Terus Bertambah

“Dengan mengumandangkan yasin, tahlil, rotibul ‘atthos serta selawat pada Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan kita semua tersambung dan mendapatkan syafaat atau pertolongannya, sampai pada akhirnya bersama-sama menghadap ke SurgaNya Allah SWT,” kata Gus Ipul,  Senin (25/6/2018).

Menurut Gus Ipul, makna lain diadakannya haul adalah untuk menambah ilmu dan mendapatkan kepahaman dari suatu permasalahan.

Karena, orang yang bertambah ilmunya akan dimudahkan oleh Allah SWT untuk memahami, mencintai dan menyebarkan kebaikan, hingga mendapatkan barokah.

Baca: 250 ASN Disumpah, Tri Rismaharini: Kalau Ada yang Tak Mau Nyanyi ‘Indonesia Raya,’ Keluar dari PNS!

Pada kesempatan yang sama, KH Hasan Syaiful Islam sebagai wakil keluarga mengajak hadirin untuk memperkuat pengetahuan tentang hukum Islam.

Karena lewat pengetahuan tersebut dapat semakin memahami kitab-kitab orang saleh.

“Bila santri telah malas untuk belajar agama Islam, maka disarankan untuk membaca sejarah-sejarah orang saleh. Mereka merasa terhibur hingga akhirnya akan diberikan kelembutan hati sebagaimana hati orang-orang saleh,” pesannya.

Baca: Tak Hanya di Indonesia, Ini Nih 6 Negara di Dunia yang Pakai Bahasa Jawa sebagai Bahasa Keseharian

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved