Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

7 Fakta Jaringan Penjahat Jalanan Sadis di Indonesia, Nama Khas Gengnya Hingga Ciri Tato di Tubuh

Kelompok penjambret yang sempat menewaskan seorang ibu di Tangerang semakin membuat resah warga, ini 7 fakta yang harus diketahui agar terhindar!

kolase
Kolase 

TRIBUNJATIM.COM - Beberapa waktu yang lalu, viral kabar nasib malang yang menimpa seorang wanita.

Ia dinyatakan meninggal dunia setelah menjadi korban begal di Jalan Rasuna Said, Pinang, Kota Tangerang.

Kejadian yang terjadi pada Rabu (4/7/2018) malam bermula dari korban yang sedang bersama suami dan anaknya sedang membeli pulsa.

Menurut keterangan saksi yang berada di lokasi, saat itu korban sedang bersama suami dan anaknya menuju penjual pulsa di Jalan Rasuna Said RT 04/01 Pakojan, Pinang sekitar pukul 19.00 WIB.

Tidak lama, datang dua orang laki-laki dengan sepeda motor Honda Beat putih dan menghampiri korban yang menjaga motor bersama anaknya.

Salah satu pelaku kemudian turun dan merebut paksa motor korban.

Korban begal
Korban begal (Grid.ID)

Sadar akan hal itu, korban langsung menarik kepala motornya untuk mempertahankannya.

Seketika pelaku menembak bagian dada sebelah kiri korban dan menusuk perut korban. (Grid.ID)

Peristiwa sadis dan berdarah tersebut membuat publik tercengang dan semakin takut serta resah.

Beberapa di antara para pelaku pun akhirnya sudah tertangkap saat ini.

Polisi menemukan bahwa para penjahat itu bukan tampil atas dasar perilaku pribadi dan kelompok kecil saja tetapi ada jaringannya.

Dikutip dari Kompas.com ada beberapa fakta menarik yang wajib diketahui tentang keberadaan kelompok ini. 

1. Nama-nama aneh kelompok penjahat sadis jalanan

Penjahat yang menewaskan Saripah itu tergabung dalam anggota geng berjuluk 'Bad Boys'.

Mereka kerap melakukan aksinya di wilayah Jakarta Utara.

Ternyata, jaringan pembegalan tidak hanya dilakukan oleh geng 'Bad Boys' saja.

Tetapi ada beberapa geng lain yang punya kode nama yang tak terkirakan sebelumnya.

Dari serangkaian penyelidikan, polisi mengungkap sejumlah kelompok penjahat jalanan yang terkait dengan aksi tersebut, mulai dari geng " tenda oranye", geng " burung hantu", geng "sapu bersih", hingga yang terbaru, kelompok jambret yang menamakan diri mereka geng "bad boys".

Baca: Kronologi hingga Barang Bukti Aksi Jambret Ponsel di Jalan Sedayu Surabaya, 2 Pelaku Ditangkap

2. Polisi temukan pola serangan para penjahat jalanan

Sepak terjang geng-geng kejahatan ini di Ibu Kota dan perkotaan lainnya sudah mulai terlihat sama polanya.

Hal itu disampaikan dalam kutipan Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi.

Misalnya saja sindikat berjuluk tenda oranye yang memakai modus penjambretan tas dengan satu sepeda motor atau lebih.

Dan ada yang dilakukan pada malam hari juga siang hari, dengan pola tempat yang menyebar dan berbeda-beda.

Polisi mengungkap kasus penjambretan seorang pedagang lumpia yang dilakukan oleh anggota komplotab Tenda Orange di Mapolres Metro Jakarta Barat pada Rabu (4/7/2018).
Polisi mengungkap kasus penjambretan seorang pedagang lumpia yang dilakukan oleh anggota komplotab Tenda Orange di Mapolres Metro Jakarta Barat pada Rabu (4/7/2018). (Kompas.com)

3. Mereka punya ciri khas tato yang berbeda di bagian tubuhnya

Dikutip dari Kompas.com, Geng kejahatan jalanan berjuluk 'Bad Boys' mempunyai ciri-ciri khusus yang melekat di tubuh anggotanya.

Seperti apa ciri-cirinya? Kapolsek Cilincing Kompol Ali Zusron menyebut, setiap anggota 'Bad Boys' mempunyai tato bertuliskan nama kelompok tersebut di bagian tubuh mereka.

"Ya, ciri khasnya dia ini ada tato lah itu, itu saja ciri khasnya. Tatonya biasanya ada di leher dan ada di kaki," kata Ali, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/7/2018).

Lebih lanjut, Ali memperkirakan, kelompok tersebut mempunyai anggota sekira 20 orang yang didominasi oleh anak-anak muda berusia 20-30 tahun.

Ali berharap, sudah tidak ada lagi anggota 'Bad Boys' yang beroperasi di wilayah Jakarta Utara selepas kematian RS, pimpinan 'Bad Boys' yang ditembak mati polisi Rabu (11/7/2018).

"Mudah-mudahan sudah habis. Tetapi, mereka itu setelah divonis, keluar lapas, dia melakukan (kejahatan) lagi. Jadi, residivis dia," kata Ali. (Kompas.com)

Para anggota Bad Boys yang diamankan polisi dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (11/7/2018).
Para anggota Bad Boys yang diamankan polisi dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (11/7/2018). (Kompas.com)

4. Barang-barang dan senjata tajam yang sering mereka gunakan

Senjata yang digunakan para penjahat ini memang beranekaragam.

Tetapi kebanyakan adalah senjata tajam yang jenisnya hampir sama.

Biasanya menggunakan celurit, pistol, hingga pisau genggam untuk ditusukkan ke korban jika mereka menerima serangan balik dari korbannya.

5. Sasaran yang biasanya diincar oleh para pelaku kejahatan

Kepala Kepolisian Sektor Cilincing Komisari (Pol) Ali Zuhron mengatakan, kelompok Badboy kerap melakukan tindak pencurian, dan tidak segan melakukan tindak kekerasan terhadap korbannya.

"Selama ini memang terkenal sadis dia, ibu-ibu sasarannya. Sampai saat ini belum ada korban tewas."

"Tetapi yang luka berat ada, dibacok tangannya, atau ditusuk kalau korban enggak ngasih barangnya," kata Ali, saat ditemui di Polsek Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (11/4/2018).

Ali menuturkan, kelompok itu sudah beroperasi sejak dua tahun lalu.

Sudah berkali-kali pula polisi berusaha memberantas kelompok tersebut.

"Kelompok Badboy ini kurang lebih sekitar 5 bulan yang lalu kita tangkap tujuh orang. Bahkan, lima orang kita lakukan tindakan tegas, tiga ditembak mati, yang dua kita tembak kakinya, jumlah lima," ujar Ali.

Baca: CCTV Bikin Pelajar Spesialis Jambret Jalanan di Kota Madiun Tak Berkutik

6. Modus baru yang wajib diwaspadai para warga

Meskipun sudah diburu banyak para anggota penjahat jalanan ini, namun beberapa di antara anggota mereka kabarnya memang masih berkeliaran.

Polisi sempat menghimbau warga untuk tidak takut dan tetap terus waspada.

Ada juga modus lain yang sering dilakukan para penjahat ini disamping kebiasaan mereka mengincar target dengan kendaraan.

Modus kejahatannya, lanjut Ali, dengan berpura-pura sebagai orang mabuk atau pengamen di angkot.

"Masuk ke angkot pura-pura mabuk atau ngamen. Begitu ada dua-tiga orang tetapi di dalamnya perempuan semua, dia melakukan aksinya."

"Sasarannya adalah jelas barang-barang berharga," ujar Ali.

Ali menyebut, kelompok tersebut beroperasi di sejumlah kawasan seperti Cakung, Tanjung Priok, Koja, dan Cilincing.

Saat ini, polisi masih berupaya memberantas kelompok tersebut. (Kompas.com)

Baca: 5 Fakta Terduga Teroris Asal Lamongan yang Ditangkap di Depok, Rencana hingga Hadiah Untuk Pilkada

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved