Hari Raya Idul Adha
Jelang Hari Raya Idul Adha 2018, Sapi Madura Berbobot 350-450 Kilogram Paling Laris Dibeli
Tren permintaan hewan kurban terutama sapi pada Hari Raya Idul Adha tahun 2018 adalah sapi Madura.
Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tren permintaan hewan kurban terutama sapi pada Hari Raya Idul Adha tahun 2018 adalah sapi Madura.
Ketua Paguyuban Pedagang Sapi wilayah Jawa Timur, Muthowif mengatakan, lima hari pertama menjelang Idul Adha, sapi Madura dengan kisaran harga Rp 19-21 juta atau bobot secara hidupnya 350-450 kilogram, permintaannya tergolong tinggi.
"Namun, untuk tiga hari belakangan ini permintaan sapi Madura sekarang sudah di kisaran harga Rp 16-17,5 juta atau setara bobotnya 200-200 kilogram," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (21/8/2018).
• Para Pejabat Berkuban di Masjid Al Akbar Surabaya, Humas: Paling Besar Milik Pak Jokowi
Sebab, dikatakan Muthowif, pasokan sapi Madura dengan bobot 350-450 kilogram itu rata-rata sudah habis terjual.
Untuk pasokan sapi Madura, Muthowif menyebutkan, mayoritas pedagang hewan kurban mengambil dari wilayah Sumenep, Sampang, dan Bangkalan.
"Karena sekarang masyarakat sudah paham bagaimana kualitas daging yang bagus, mana hewan kurban yang punya tulang kecil dan besar. Nah, masyarakat cenderung memilih sapi Madura," terang Muthowif yang juga satu di antara pedagang hewan kurban di sepanjang ruas Jalan MERR Surabaya.
Sementara untuk sapi Jawa, permintaannya tidak begitu menonjol, malah dikatakan Muthowif permintaannya tergolong minim.
• Beratnya Hampir Sama dengan Tahun Lalu, Sapi Kurban Jokowi di Masjid Al Akbar Kali ini Lebih Indah
"Kalaupun ada, permintaan untuk sapi Jawa mayoritas dipilih seharga Rp 40-50 juta. Ini biasanya banyak dibeli masyarakat yang melakukan patungan kurban atau orang-orang tertentu," tuturnya.
Terkait persaingan antar pedagang hewan kurban, dijelaskan Muthowif, utamanya ialah tentang harga.
Namun kata dia, persaingan antar pedagang hewan kurban itu tergantung apakah pedagang tersebut membeli sendiri di pasar atau disuplai dari peternak.
"Ada yang mata rantai panjang, ada pula yang mata rantai pendek. Kalau mata rantai panjang itu disuplai lewat peternak, sedangkan yang mata rantai pendek beli langsung di pasar," bebernya.
• Polda Jatim akan Gelar Salat Idul Adha 1439 H dan Penyembelihan Hewan Kurban Besok
Muthowif mengatakan, mayoritas pedagang musiman yang tidak punya channel biasanya memanfaatkan pasokan dari belantik alias makelar.
Selisih harga jika mengambil pasokan di belantik bisa sekitar Rp 1 juta sampai 5 juta.
"Makelar atau belantik ini pastinya juga mencari keuntungan. Makanya rentang harga itu bisa banyak karena jatuhnya juga business to business," katanya.
• Soal Speed Trap yang Dinilai Terlalu Tinggi, Wali Kota Risma Katakan Telah Sesuai Ketentuan
Muthowif memprediksi puncak permintaan hewan kurban ialah mulai dari Senin (20/8/2018) malam kemarin hingga hari ini.
"Ini sudah memasuki proses pengiriman saja. Untuk pembelian sudah satu-dua hari yang lalu. Pengiriman ini ada yang ke masjid, musala, maupun ke rumah para pembelinya," tukasnya.
Yuk Follow Instagram TribunJatim.com
