Kiai Mas Ubaidah Wafat Dimakamkan di Makam Keluarga Tambaksumur Waru Sidoarjo
Ratusan warga berkerumun di kompleks Makam Islam Desa Tambaksumur, Kecamatan Waru, Sidoarjo.
Penulis: M Taufik | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Ratusan warga berkerumun di kompleks Makam Islam Desa Tambaksumur, Kecamatan Waru, Sidoarjo.
Lantunan tahlil pun terus bergema di area makam yang berada di jalan Zaenal Abidin tersebut, Senin (3/9/2018).
Di dalam makam, terlihat ratusan orang berkerumun sambil terus membaca tahlil dan kalimat-kalimat toyibah lain. Pria, wanita, anak-anak, dewasa, hingga orang tua nampak khusuk melantunkan tahlil untuk mendoakan Kiai Mas Ubaidah.
Ulama dan tokoh masyarakat yang menjadi panutan warga Tambaksumur, bahkan warga Sidoarjo ini baru saja wafat. Almarhum meninggal dunia di usia sekitar 80 tahun.
Kiai Mas Ubaidah sempat beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru, Sidoarjo. Dia menghembuskan nafas terkahir Senin pagi sekira pukul 08.45 WIB.
• Korban Tewas usai Tersambar Api Akibat Gas Elpiji Bocor di Manukan Bertambah, Berikut Datanya!
"Warga kehilangan sosok panutan. Beliau bukan hanya tokoh, tapi juga panutan dan penuntun warga. Bukan hanya warga Tambaksumur, tapi juga Sidoarjo dan daerah-daerah lain di Indonesia," kata Agus, seorang warga saat bertakziah di kediaman almarhum.
Almarhum kiai Mas Ubaidah merupakan keturunan ke-4 dari sesepuh Tambaksumur Kiai Zaenal Abidin. Jika diruntut ke atas, Almarhum adalah keturunan ke-12 dari Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Sehari-hari almarhum dikenal sebagai orang yang sangat bersahaja. Meski tidak punya pondok pesantren, saban hari ada puluhan atau bahkan ratusan orang dari berbagai daerah datang ke kediamannya di sebelah makam desa itu untuk bertemu dan meminta doa.
"Ya, setiap hari banyak orang ingin bertemu. Tapi tidak semua orang bisa bertemu. Bahkan yang rela menginap di sekitaran rumah juga kerap tidak berkesempatan ketemu," ungkap Muhammad Masrukin, putra Kiai Abdullah Ubaid pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Quran yang juga famili dari Kiai Mas Ubaidah.
Berstatus famili saja, disebutnya tidak mudah untuk bertemu Kiai Mas Ubaidah.
"Tapi kebetulan abah saya adalah teman mondok kiai saat di Jombang. Jadi saya sempat dengar beberapa cerita tentang beliau," kisahnya.
• Nikita Mirzani Repost Postingan Hotman Paris, Jangan Hidup di Bawah Ketiak Istri atau Bapaknya
Diantaranya, cerita bahwa sejak muda Kiai Mas Ubaidah merupakan sosok yang luar biasa. Sejak belia sampai tua, almarhum tidak pernah ngerasani orang lain. Bahkan jika ada teman yang ngerasani, langsung diminta untuk dihentikan.
Orangnya sabar, dermawan dan suka menolong orang lain.
"Selain itu, sejak di pondok juga beliau senang sekali riyadhoh. Utamanya ke makam-makam sesepuh dan pendiri pondok," ujarnya menyampaikan kisah dari sang ayah.
Dan yang membuatnya penasaran, selama ini kerap diberitahu bahwa ketika hari Jumat ayahnya sering mengetahui Kiai Mas Ubaidah berangkat Salat Jumat ke Makkah. Tentu cara berangkatnya bukan seperti manusia pada umumnya.