Kampus di Surabaya
Canggih! Mahasiswa ITS Rancang Alat Pemantau Kerusakan Rel Kereta Api Secara Real Time
Data investigasi mensinyalir penyebab terbesar kecelakaan kereta api adalah anjlok dari perlintasan yang kondisinya kurang bagus.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Anugrah Fitra Nurani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Data investigasi kecelakaan perkeretaapian yang dirilis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), mensinyalir penyebab terbesar kecelakaan kereta api adalah anjlok dari perlintasan.
Fakta ini mengilhami Virbyansah Achmadan Nurrohman, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya untuk menciptakan alat pemantau dan identifikasi kerusakan rel kereta api.
Mahasiswa yang akrab disapa Byan ini menyampaikan, pengecekan kelayakan rel kereta api adalah sesuatu hal yang riskan.
“Jumlah kereta ukur yang digunakan PT KAI untuk memeriksa kelayakan rel tidak seimbang dengan anjang rel yang diperiksa, imbasnya pemeriksaan rel hanya dapat dilakukan enam bulan sekali,” ungkap mahasiswa asal Babat, Lamongan ini
(Fans Nantikan Kolaborasi Chungha, Soyeon, SinB GFRIEND dan Seulgi Red Velvet untuk STATION X 0)
(Tanpa Kehadiran Bupati, Jamasan Pusaka Tombak Kanjeng Kyai Upas Terasa Hambar)
Mahasiswa Departemen Teknik Komputer ini menjelaskan, berdasarkan studi penelitiannya, kondisi rel kereta api dapat diperiksa melalui getaran yang dihasilkan oleh kereta saat melintasi rel tersebut.
Oleh karena itu, dibuatlah sebuah alat yang dapat mengintegrasikan sensor akselerometer sebagai pembaca getaran kereta api ketika melintas di atas rel.
Dalam prosesnya, sensor akselerometer yang digunakan ialah jenis digital ADXL345.
Sensor ini mampu mengukur getaran vertikal, horizontal dan lateral.
“Dari ketiga getaran ini akan diolah untuk mengidentifikasi kondisi rel kereta yang dilewati,” bebernya, (21/9/2018).
Alat tersebut juga dilengkapi Global Positioning System (GPS) yang digunakan untuk mengetahui lokasi, waktu, dan kecepatan dari kereta yang diukur.
“Sensor akselerometer dan GPS yang digunakan pada alat ini dijalankan menggunakan Single Board Computer (SBC) model Raspberry Pi, sehingga dapat memvisualisasikan data seperti halnya pada komputer personal,” papar Byan.
(Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Tulungagung Dipindah ke Jakarta, Begini Tanggapan KPU Jatim)
Dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT), kata Byan, data yang telah diperoleh akan langsung dikirimkan melalui internet ke database.
“Sehingga data yang diperoleh langsung dapat diamati oleh petugas perawatan rel secara real time,” ujar Byan.
Kegiatan ini tak lain menjadi Tugas Akhir (TA)-nya yang berjudul Perangkat Pemantau dan Identifikasi Kondisi Rel Kereta Api sebagai Pemandu Petugas Perawatan Rel dan Masinis Kereta Api.