Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Janji Proses Kekerasan Kasek SMKN 1 Surabaya, Dindik Jatim: Terima Siswa Inklusi Butuh Kesabaran

Dinas Pendidikan Jatim janji memproses kekerasan yang dilakukan Kasek SMKN 1 Surabaya dan menyatakan menerima siswa inklusi butuh kesabaran esktra.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Mujib Anwar
SURYA/SULVI SOFIANA
Mochammad Zulfikar Naen (empat dari kiri) saat memberikan pernyataan pada wali murid dan pihak sekolah SMKN 1 Surabaya, Rabu (26/9/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Dinas Pendidikan Jatim langsung bereaksi keras dan akan mengambil langkah cepat untuk memproses laporan tindak kekerasan yang dilakukan Kepala SMKN 1 Surabaya terhadap siswanya.

Kepala Dinas Pendidikan Jatim Saiful Rachman mengatakan, pihaknya akan memproses laporan tersebut. Pasalnya ia tidak bisa langsung memutuskan pemindahan kepala sekolah atau pemberian sanksi lainnya.

"Anak generasi milenial kan sekarang pintar menyebar informasi. Tetapi bisa jadi yang disampaikan tidak murni kejadiannya. Makanya perlu klarifikasi lebih lanjut," ujarnya, Rabu (26/9/2018).

BREAKING NEWS - Siswa Inklusi di SMKN 1 Surabaya Diduga Jadi Korban Pemukulan Kepala Sekolah

Ungkap Hal Mengejutkan, Profesor dari Jepang Sebut Sekolah di Indonesia Lebih Baik Dibanding Jepang

Menurut Saiful, tindakan kekerasan yang terjadi di SMKN 1 Surabaya sebenarnya tidak seheboh yang telah diberitakan.

Pasalnya, tindakan pendisiplinan pada batas tertentu memang diperkenankan oleh undang-undang.

"Namanya guru dan kepala sekolah ingin anaknya pintar. Kalau minta mundur, nanti siapa yang akan mengelola sekolah.  Tapi yang jelas, nanti akan kami proses," tegas pejabat yang juga mantan Kepala Sekolah SMK ini.

Hal itu dinilai penting, karena dalam pengelolaan lembaga pendidikan, sekolah yang menerima siswa inklusi memang membutuhkan kesabaran ekstra.

Minta Maaf, SMKN 1 Surabaya Benarkan Kepala Sekolah Lakukan Tindak Kekerasan ke Para Siswanya

"Masih bagus kepala sekolah turun tangan bukan hanya ngantor saja. Sekarang ini orang tua kalau sampai terjun, guru disuruh berbuat apa," tegasnya.

Karena anak-anak inklusi itu, lanjut Saiful, rata-rata mempunyai emosi yang tinggi dan menyulitkan guru. Sehingga diperlukan guru-guru dengan kesabaran luar biasa untuk mendidik mereka.

"Sekarang ini anak inklusi masuk sekolah umum butuh kesabaran. Kepala sekolah tadi emosi, tapi tidak separah yang diberitakan. Kepala sekolah sampai turun itu yang bagus karena turun ke lapangan," imbuh mantan Kepala Badan Diklat Pemprov Jatim ini. (Sulvi Sofiana)

Tampar Murid Inklusi Hingga Kacamatanya Pecah, Orang Tua Siswa Tuntut Kasek SMKN 1 Surabaya Mundur

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved