Musim Kemarau Belum Usai, Sebagian Petani di Mojokerto 'Sulap' Danau Kering jadi Ladang Jagung
Warga Desa Brayublandong, Ndawar, Kabupaten Mojokerto memanfaatkan danau yang kering akibat musim kemarau sebagai tempat bercocok tanam.
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Warga Desa Brayublandong, Ndawar, Kabupaten Mojokerto memanfaatkan danau yang kering akibat musim kemarau sebagai tempat bercocok tanam.
Warga memilih menanam jagung di danau yang kering tersebut.
Sejumlah warga terlihat sibuk menyirami tanaman jagung yang belum berisi, Minggu (30/9/2018 sore.
Karena dirundung kekeringan, para warga harus mengais air terlebih dahulu ke sumber air yang berada sekira 80 meter dari danau tersebut.
Mereka mengais menggunakan jerigen berkapasitas 25 liter.
Warga membawanya dengan cara memikul.
Mereka berjalan tanpa menggunakan alas kaki.
Tanah yang menjadi pijakan mereka retak, bangkai ikan juga terlihat berserakan.
Danau itu surut sejak April lalu.
• Ahmad Dhani Akui Lebih Takut Nasakom Daripada Bangkitnya PKI, Ini Alasannya
Warga Desa Brayublandong, Dia bersama suaminya Raji' (55) juga memanfaatkan surutnya air danau dengan menanam jagung.
Ia menanam jagung di atas tanah seluas 1/4 hektare.
"Saya sudah mulai menanam sejak surutnya air danau sekitar April. Kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan warga ketika musim kemarau datang," ucapnya.
Raji' menimpali, jagung hasil menanamnya tidak dijual, melainkan diperuntukkan untuk pakan ternak.
Kemarau menjadi berkah tersendiri baginya.
Dengan begitu, kata Raji', ia dapat memangkas pengeluaran untuk membeli pakan ternak.
"Jagung itu untuk pakan ternak sapi dan kambing saya, bukan dijual. Lumayan, bisa menghemat uang," pungkasnya. (Nen)
• Gempa Palu - Cerita Atlet Paralayang Asal Kota Batu Tertimbun Reruntuhan Hotel Roa Roa Selama 6 Jam