Begini 8 Butir Tanggapan Ponpes Tebuireng Jombang Menanggapi Kasus Pembakaran Bendera
Aksi oknum Banser di Garut yang membakar bendera bertuliskan kalimat Tauhid (bendera yang kerap dikonotasikan HTI) menjadi perhatian banyak pihak
Penulis: Sutono | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Aksi oknum Banser di Garut yang membakar bendera bertuliskan kalimat Tauhid (bendera yang kerap dikonotasikan milik HTI) menjadi perhatian banyak pihak.
Pondok Pesantren Tebuireng Jombang juga turut angkat bicara.
Pesantren yang berlokasi di Dusun Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatqan Diwek Jombang mengeluarkan pernyataan sikap resmi berisi delapan butir.
Pernyataan itu dicetuskan langsung oleh pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), dalam jumpa pers di kediamannya, kompleks pesantren setempat, Sabtu (27/10/2018).
(Sempat Ketinggalan, Juventus Kembali Tak Terkalahkan Berkan 2 Sepakan Ronaldo)
Dalam delapan butir pernyataan itu, pihak Ponpoes Tebuireng menyataka penyesalan terjadinya peristiwa itu yang dimulai dengan penyusupan seseorang yang membawa bendera berkalimat tauhid acara HSN.
Dari situlah bendera tersebut kemudian dibakar oknum Banser dan berdampak pada kegaduhan secara nasional.
Menurutnya, dalam menyikapi peristiwa itu, persepsi masyarakat terbelah menjadi dua.
"Pertama, menyatakan tindakan oknum Banser itu tidak bisa dibenarkan. Kedua, menyatakan tindakan Banser itu benar sebagai antisipasi terhadap bahaya yang lebih besar," kata Gus Sholah didampingi wakil pengasuh KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin).
(Halodoc Targetkan Bisa Jalin Kerjasama dengan 500 Rumah Sakit hingga Akhir 2018)
(Aktif Kepedulian Lingkungan, Rektor ITS Raih Penghargaan Kalpataru 2018 Bidang Pembina Lingkungan)


Gus Sholah mengungkapkan, masyarakat dalam jumlah besar merasa tidak nyaman bahkan marah akibat kejadian itu.
Namun demikian, menurut Gus Sholah, baik penyusupan pada acara HSN maupun tindakan pembakaran itu sama-sama tidak etis.
"Kami menghargai permohonan maaf oknum Banser dan juga penyusup yang membawa bendera. Akan tetapi, kami meminta kepada kepolisian agar menindaklanjuti proses hukum secara tuntas terhadap penyusupan pada acara HSN itu," ujar Gus Sholah.
Gus Sholah yang adik kandung mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut juga menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu persatuan bangsa.
"Juga menyerukan kepada semua pihak mengedepankan kearifan dan tenggang rasa demi menjaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah," pungkas Gus Sholah.
Reporter: TRIBUNJATIM NETWORK/Sutono
(Menikmati Malam Halloween di Cafe The Warung 1995 Surabaya, Dilayani Valak hingga Kuntilanak)
(Aktif Kepedulian Lingkungan, Rektor ITS Raih Penghargaan Kalpataru 2018 Bidang Pembina Lingkungan)