3 Kali Cabuli Siswi SD di Surabaya Iming-iming Makan Enak di Restoran, Begini Pengakuan Kakek Arifin
Tiga kali cabuli siswi SD di Surabaya dengan iming-iming makan enak di Restoran, begini pengakuan Kakek Arifin.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Arifin (56) tega mencabuli anak gadis tetangganya. Korbannya adalah YA (12), siswi SD kelas VI di Surabaya Barat.
Tersangka yang sudah kakek-kakek ini melakukan pencabulan dirumah kos Jl. Banjarsugihan Tandes, dan dua kali di dalam kamar kos Jl Dumar Industri Kecamatan Asem rowo Surabaya.
Arifin mengaku, melakukan pencabulan karena tertarik ketika melihat tubuh korban.
• Beri Iming-iming Makan Enak di Restoran, Kakek di Surabaya ini Tiga Kali Cabuli Siswi SD
Pelaku berfantasi seksual sehingga duda tiga anak ini melampiaskan nafsu bejatnya. Pelaku mencabuli korban tiga kali.
"Dia (Korban) sering mengenakan busana cekak (minim)," ucap Arifin di Mapolsek Tandes, Jumat (2/11/2018).
Kapolsek Tandes Kompol Kusminto menjelaskan terungkapnya kasus ini dari aduan masyarakat yang dibuat cerita adanya pencabulan anak dibawah umur.
• Pamit Beli Bakso Usai Tiba Dari Hongkong, Sulastri Digrebek Suami Bareng TKI Berondong di Kamar Kos
Warga sudah sejak lama mengendus aksi pelaku. Mereka mempertemukan tersangka, korban beserta orang tuanya.
"Tersangka mengaku berbuat cabul terhadap korban," kata Kusminto.
Menurut dia, modus tersangka mengajak korban jalan-jalan membeli makanan setiap pulang sekolah.
• Datangi Tempat Kerja Kekasihnya di Pasar Ngunut, Agus Langsung Menghajarnya di Depan Orang Banyak
Tersangka merayu korban memberikan uang untuk jajan apabila menuruti keinginannya.
Orang tua korban tidak curiga karena mengenal akrab tersangka yang merupakan tetangga dekatnya.
"Tersangka mengajak korban ke dalam rumah kos dan melakukan pencabulan," jelasnya.
• Empat Tahun Dibiarkan Mangkrak, Pemkot Surabaya Akhirnya Aktifkan Lagi Rumah Pompa Flores
Adapun barang bukti disita dari kasus pencabulan terhadap anak dibawah umur ini diamankan pakaian korban.
"Kasus ini masih dalam penyidikan terkait dugaan ada korban lainnya," kata Kusminto. (Mohammad Romadoni)