Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gara-gara Surabaya Kekurangan Guru, Setahun Pemkot Surabaya Merger 18 Sekolah SDN

Gara-gara Surabaya Kekurangan Guru, Setahun Pemkot Surabaya Telah Melakukan Merger 18 Sekolah Dasar Negeri (SDN).

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM/TRIANA KUSUMA
Ratusan Siswa SD di Surabaya saat jalani Olimpiade Sains Tingkat Kota di SMPN 19 Surabaya, Sabtu (24/2/2018). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kurangnya tenaga pendidikan di Kota Surabaya sangat terasa dampaknya. Salah satu bentuk nyata dampak kekurangan guru itu diwujudkan melakukan merger sekolah dasar.

Sampai akhir tahun ini, Pemkot Surabaya sudah melakukan merger sekolah sebanyak 18 sekolah darsar. Yang digabung menjadi sembilan sekolah saja.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Iksan mengatakan alasan merger SDN ini memang lebih banyak lantaran kekurangan tenaga pendidik.

"Kalau ada merger, kepala sekolah yang sudah tidak menjabat bisa digunakan untuk menambal kekurangan guru," kata Iksan, yang diwawancara di Grand City, Jumat (16/11/2018).

Selain itu, dengan melakukan merger sekolah pemenuhan fasilitas kependidikan pada siswa dikatakan Iksan juga lebih bisa maksimal dirasakan siswa.

Misalnya, sekolah yang dulunya berada di satu komplek dan berhimpitan, ketika sudah dimerger, gedung yang tidak terpakai bisa dirobohkan.

Dengan adanya lahan yang luas, maka bisa digunakan untuk pembangunan lapangan dan sarana olahraga. Sehingga para siswa bisa memiliki ruang gerak yang cukup untuk eksplorasi diri.

Lebih lanjut Iksan mengatakan langkah merger ini terpaksa dilakukan lantaran belum adanya perekrutan tenaga pendidik.

Baru tahun ini, dalam seleksi CPNS, Pemkot Surabaya membuka lowongan sebanyak 344 tenaga pendidik untuk memenuhu kebutuhan guru di sekolah SD dan SMP.

"Total sampai saat ini kita sudah merger banyak sekolah. Sekarang sekolah SD kita jumlahnya 309 sekolah, padahal dulu sebanyak 653 sekolah," ucapnya.

Alasan merger terkadang dikatakan Iksan memang bukan semata soal tenaga guru. Namun bisa juga alasan dan pertimbangan yang lain.

Kebanyakan, sekolah yang sudah selesai dimerger dibangunkan geding vertikal tiga lantai. Agar lahannya luas untuk sarana olahraga.

"Karena sekolah yang kita merger itu banyak yang mulanya empat sekolah atau tiga sekolah di satu kawasan. Tempatnya mepet-mepet sehingga tak punya lapangan, makanya lebih efektif untuk digabungkan saja," katanya.

Di sisi lain Kepala Bidang Pembangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman Cipta Karya dan Tata Ruang, Iman Krestian, mengatakan, di tahun 2018 ini ada pagu pembangunan 214 gedung. Di antaranya adalah gedung sekolah.

"Untuk SDN kita lelang ada di 40 sekolah.  Peruntukannya sama,  untuk menambah kelas dan rehabilitasi," tambahnya. 

Anggaran pembangunan sekolah di 2018 ini disampaikan Iman mencapai Rp 260 miliar.  Ia optimis semua akan terserap dan akan selesai pembangunan fisiknya sampai akhir tahun. (fatimatuz zahroh)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved