Mau Diberi Penyuluhan, Masud Mengamuk dan Menyerang Caleg PKB di Mojokerto Pakai Parang
Mau Diberi Penyuluhan, Masud Mengamuk dan Menyerang Caleg PKB di Mojokerto Pakai Parang dan Bikin Geger.
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Suasana pelatihan tentang penanganan orgil (orang gila) yang digelar Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto di Dusun Sambiroto berubah mencekam. Bagaimana tidak, Masud (30) warga Dusun Sambiroto, Desa Sambiroto, Kecamatan Sooko, Kabupaten mendadak mengamuk tanpa sebab.
Pelatihan dilakukan di sejumlah rumah penduduk yang mengalami gangguan jiwa. Petugas pun disebar untuk mendatangi rumah-rumah warga.
Dalam kegiatan penyuluhan itu, Masud merupakan salah seorang yang masuk dalam daftar penyuluhan tentang penanganan orang dengan gangguan jiwa. Sebab, dari informasi yang didapat Masud mengalami gangguan jiwa sejak sepuluh tahun terakhir.
• Ngaku Intel & Janji Nikahi Gadis, Polisi Gadungan Ini Tipu Guru di Madiun Hingga Ratusan Juta Rupiah
Mula-mula praktik berjalan lancar tanpa ada kendala apapun. Namun, Tiba-tiba Masud memberontak dan mengamuk. Melihat hal itu petugas langsung memegang kedua tangan Masud, tetapi dia berhasil menangkisnya.
Petugas tidak dapat berbuat apa-apa, dan membiarkan Masud berjalan ke arah belakang rumah. Petugas mengira Masud hanya bersembunyi.
Tak seberapa lama, Masud keluar dengan posisi memegang parang ditangan kanannya. Petugas pun lari berhamburan menyelamatkan diri.
Salah satu calon legislatif dari Partai Kebangkitan Bangsa alias Caleg PKB Kabupaten Mojokerto yang dulu menjabat Kepala Desa Sambiroto, Pitung Hariono justru datang dan menghampiri Masud yang sedang kalap. Maksud kedatangan Pitung untuk meninjau pelatihan yang digelar oleh Dinkes.
• Husnia Tewas Usai Dilempar Bondet Orang Misterius di Pasuruan, Diduga Buntut Masalah Sama Suami Siri
Pitung mencoba untuk menenangkan Masud. Tetapi kemarahan Masud semakin menjadi-jadi. Masud langsung menikam lengan kiri Pitung. Untungnya Pitung dapat menghindar dan berlari.
Masud baru bisa ditenangkan ketika TNI dan Polisi mendatangi lokasi kejadian. Petugas berwajib terpaksa mengikat kaki Masud agar tidak bisa melarikan diri dan membahayakan warga Sambiroto.
Sementara itu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TP-KJM) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Nancy Pandeirot mengatakan, pihaknya mengunjungi kediaman Masud untuk melakukan kunjungan dan pelatihan untuk kasus keperawatan kesehatan jiwa.
"Setiap bulan kami melakukan kegiatan ini. Kebetulan hari ini kami mengunjungi Masud karena dia belum tersentuh obat dan ada riwayat Napza. Jika tidak diberi obat keluarga tidak bisa mengatasi," katanya, Kamis (29/11/2018).
• Tampil Kurang Greget, Liverpool Kalah Dari PSG Dan Peluang Lolos 16 Besar Liga Champions Makin Berat
Nancy melanjutkan, saat itu Masud dalam kondisi terpasung. Lantas, pihaknya membuka pasung tersebut. "Setelah pasung terbuka dia masih bisa diajak berinteraksi," lanjutnya.
Namun, setelah beberapa menit, Masud langsung mengamuk. "Tiba-tiba dia langsung terstimulus untuk marah atau memberontak karena terbabas dari pasungan," terangnya.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, setelah TNI dan Polisi berhasil mengikat kaki Masud, pihak Dinkes langsung melakukan evakuasi. Masud langsung dimasukkan ke mobil Ambulans.
"Kami bawa ke RSJ Lawang, Malang. Setelah mendapat obat dan penanganan akan kami pulangkan," jelasnya.
• Asyik Catur Dituding Jadi Anggota ISIS, Warga Tulungagung ini Ketakutan & Pilih Tinggal Diatas Pohon