Kesehatan
Sebanyak 35 Orang Jalani Tes VCT Gratis bersama CIMSA Unair di Puskesmas Kedungdoro
Dari 35 orang mengikuti VCT, banyak yang awalnya mengaku sempat ragu untuk dites karena takut akan jarum suntik.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Melia Luthfi Husnika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Usai menggelar penyuluhan dan konseling, CIMSA Universitas Airlangga (Unair) peserta diajak untuk bermain games dan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion.
Diskusi ini terdiri dari beberapa kelompok yang masing-masing membahas isu-isu kesehatan HIV/AIDS yang sedang marak terjadi di masyarakat. Hasil diskusi kemudian dipresentasikan di depan peserta lainnya.
Menurut Raka Rachmanda, salah satu mahasiswa Universitas Brawijaya yang bergabung dalam Komunitas Fokus Muda, diskusi grup seperti ini bagus untuk menambah wawasan dan sharing pengetahuan.
“Mahasiswa itu kan agent of change, jadi harus bisa melakukan kegiatan yang bermanfaat dan membantu komunitas-komunitas yang membutuhkan pendampingan, dalam hal ini populasi kunci,” ucapnya, Sabtu, (8/12/2018).
Terakhir, acara ditutup dengan VCT gratis di Puskesmas Kedungdoro, Dari 35 orang mengikuti VCT, banyak yang awalnya mengaku sempat ragu untuk dites karena takut akan jarum suntik. Namun, setelah mengikuti penyuluhan mereka memberanikan diri demi mengetahui status HIV-nya.
Memang sesuai dengan protokol Dinas Kesehatan Surabaya, pengambilan darah tes VCT dilakukan secara phlebotomy bukan secara fingerstick.
Hal ini dinilai memiliki hasil yang lebih akurat dan sekaligus dapat digunakan untuk skrining sifilis.
“Dengan adanya kegiatan yang diselenggarakan oleh adik-adik CIMSA UNAIR, harapannya bisa membantu menghapus stigma HIV/AIDS di masyarakat dan mengajak masyarakat untuk memeriksakan status HIV-nya sejak dini,” jelas dr. Endang selaku Kepala Puskesmas Kedungdoro.
Ia juga menambahkan bahwa semakin cepat HIV itu terdeteksi, semakin cepat pula penanganan dan pengobatan dapat diinisiasi.