Ingin Para Siswanya Lebih Aktif, Puluhan Guru SD di Kota Malang Ikuti Workshop Pembelajaran HOTS
Puluhan guru Sekolah Dasar (SD) di Kota Malang mengikuti workshop penerapan pembelajaran Hingher, Order, Thinking, Skills (HOTS).
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Puluhan guru Sekolah Dasar (SD) di Kota Malang mengikuti workshop penerapan pembelajaran Hingher, Order, Thinking, Skills (HOTS) yang digelar di SD Islam Sabilillah Malang pada Sabtu (15/12/2018).
Kepala SD Islam Sabilillah, Nunik S Hariyati mengatakan, kegiatan workshop dilakukan sebagai salah satu implementasi yang diberikan Kemente rian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mengajak para guru dalam menerapkan metode pembelajaran baru bagi siswa SD.
Salah satu metode pembelajarannya ialah dengan menerapkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi atau yang disebut dengan HOTS.
• Sebelum Dikontrak, Calon Pelatih Arema FC Harus Jalani Trial di Piala Indonesia dan Piala Presiden
• Baru Beri Tausiyah di Singosari Malang, Kiai Haji Buchori Wafat Disaksikan Ratusan Jamaah
"Dengan menggunakan HOTS, nantinya akan mengarahkan anak-anak untuk lebih berpikir dan lebih aktif dalam proses pembelajaran," ucapnya.
Nunik mengatakan, para guru dituntut untuk mengarahkan para siswa agar lebih aktif.
Ia menambahkan, para guru tidak hanya menjadi penceramah ketika mengajar, namun juga diharuskan untuk mengajak interaksi siswanya agar nantinya para siswa bisa menjadikan dirinya sendiri sebagai sumber pembelajaran.
• Datangkan Striker Asing Belum Pernah Bermain di Indonesia, Arema FC Berharap Bisa Ikuti Jejak Rakic
• Pedagang Senang Atap Pasar Klojen Malang Sudah Tidak Bocor Lagi usai Direnovasi
"Para guru harus menjadi stimulator dengan cara memberikan questioning, memberi pertanyaan kepada anak-anak agar mereka bisa menemukan konsep kemampuan belajarnya sendiri," ujarnya.
Nunik berharap nantinya para guru bisa kreatif dalam melakukan proses pembelajaran yang inovatif.
"Kebanyakan implementasi dari guru-guru di kelas masih banyak yang menggunakan metode lama. Untuk itu, dengan adanya workshop ini bisa mengajarkan para guru agar lebih bisa inovatif lagi dalam memberikan proses pembelajaran bagi para siswa," ucapnya.
• Jadwal Ujian Nasional Maju, Sekolah di Surabaya Mulai Intensifkan Persiapan Mulai Januari 2019
• Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Negeri Malang Berjaya di KMHE 2018
Sementara itu, Tatang Andreas, Guru dari SDN Blimbing 2 Malang yang mengikuti workshop pembelajaran mengatakan, materi yang disampaikan mampu memberikan inspirasi bagi dirinya dan para guru yang lain.
Ia menganggap cara penyampaian pembelajaran ke siswa yang selama ini salah bisa diperbaiki dengan mengikuti metode pembelajaran HOTS.
"Workshop ini telah memberikan saya pengetahuan yang baru. Setidaknya saya sudah siap dan insyaallah saya berusaha mengaplikasikan ke para siswa," ujarnya.
• Jadi Wahana Pertama di Asia Tenggara, Nikmatilah Serunya Berseluncur di Hawai Water Park Malang
• Plus Minus Sepak Bola Indonesia Menurut Mantan Pelatih Arema FC Milan Petrovic
Di sisi lain, Abdurrahman Asari, Wakil Direktur 1 Lembaga pendidikan Islam Sabiliah mengatakan, dengan adanya HOTS ini, siswa diharapkan mampu menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan sesuatu yang baru.
"Para siswa tidak hanya menerima dan mengingat saja. Mereka harus mampu survive," ucap dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang (UM) ini.
Ia ingin para guru nantinya mau mengubah model pembelajarannya dan tidak banyak memberikan pengetahuan kepada para siswa.
• Warga Malang Yang Mau Berlibur Saat Natal dan Tahun Baru 2019, Ini Tiket Kereta Api Yang Tersedia
• Changsub Ungkap Rencana Awal Member BTOB akan Wajib Militer Bersama hingga Kekhawatiran pada Peniel
"Mengembangkan kemampuan berpikir itu yang paling penting. Sesuai dengan apa yang ada di dalam alquran. Manusia dituntut untuk beripikir. Karena hanya manusia saja yang diberikan pikiran. Negara ini akan maju jika masyarakatnya berpikir. Untuk itu kita harus mulai sejak dini," tutupnya. (Rifky Edgar)