Pasca Pasar Kolpajung Pamekasan Terbakar, Pedagang dan Pembeli Keluhkan Area yang Sempit
Sempitnya akses jalan di seputaran Pasar Kolpajung, Pamekasan, sangat dikeluhkan oleh pedagang dan pengunjung.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN - Sempitnya akses jalan di seputaran Pasar Kolpajung, Pamekasan, sangat dikeluhkan oleh pedagang dan pengunjung.
Pedagang dan pengujung mengeluh setiap hari berdesakan dengan pedagang lain saat berjualan.
Herman (40) penjual aksesori mengatakan, kondisi seperti ini telah terjadi sejak satu tahun terakhir saat Pasar Kolpajung mengalami kebakaran.
Karena keterbatasan lahan, lapak penjual dibuat hanya berukuran sekitar dua kali satu meter. Hampir tidak ada jarak antara lapak tempat berjualan.
(Gelapkan Uang Perusahaan, Pria Asal Malang ini Hasus Mendekam di Sel Tahanan)
(Para Tukang Becak Ini Buru Penumpang di Pasar Kolpajung Pamekasan Madura)
"Kami heran kenapa sampai saat ini kami belum diberikan tempat yang layak oleh Pemkab. Katanya pasar ini akan di renovasi. Kami tidak nyaman berdesakan begini," ujarnya, Minggu (16/12/2018).
Sumiati satu di antara pengunjung, warga Desa Kowel, Pamekasan, menyebutkan, kondisi jalan pasar yang sempit sudah sangat lama dirasakan olehnya.
Namun hingga saat ini belum ada perbaikan dari pemerintah.
“Kalau kondisi jalan pasar sempit begini yang saya takutkan rawan copet. Jadi kalau ingin berjalan di dalam pasar Kolpajung ini harus pelan-pelan karena selain padat biasanya saling sikut antar pengunjung," ungkapnya.
Selain sempitnya jalan di dalam pasar, Sumiati juga mengeluhkan banyaknya pedagang yang membuka lapak di pinggir jalan.
Sehingga mengganggu para pengendara yang melintas karena jalannya telah menyempit dan menyebabkan macet.
(Mercure Grand Mirama Surabaya Bangun Pohon Natal Karton Gulungan Tisu Bersama Anak-anak)
“Apalagi sekarang menjelang tahun baru, banyak sekali pedagang di pasar Kolpajung yang berjualan di sepanjang jalan. Ini membuat jalan menjadi sempit dan sangat mengganggu para pengendara yang ingin melintas,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Salha, pedagang buah di Pasar Kolapjung.
Dia mengeluhkan para pedagang yang membangun lapak semi permanen di pinggir jalan pasar Kolpajung.
Hal itu dinilai dapat mematikan pedagang yang sudah menyewa rumah toko (ruko) di kawasan pasar.
“Pembeli tidak masuk ke dalam pasar lagi. Langsung membeli kebutuhannya di luar pasar,” tuturnya.