Natal dan Tahun Baru
Cerita Pedagang Terompet di Sidoarjo: 'Kucing-kucingan' dengan Satpol PP dan Keluhkan Harga Kertas
Pedagang terompet di Sidoarjo mengeluhkan harga kertas yang makin mahal dan juga terpaksa selalu main "kucing - kucingan" dengan Satpol PP
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Ani Susanti
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan
TRIBUNJATIM. COM, SIDOARJO - Pedagang terompet di Sidoarjo mengeluhkan harga kertas yang makin mahal dan juga terpaksa selalu main "kucing - kucingan" dengan Satpol PP menjelang Tahun Baru 2019.
Satu di antara pedagang tersebut bernama Kirin.
Ia mengatakan, harga kertas untuk pembuatan terompet semakin tak masuk akal.
"Kalau karton nya tidak ada kenaikan tetap Rp 6000 per kg. Tetapi yang mahal adalah kertas dimensi (kertas pelapis luar terompet yang berwarna warni). Sekarang harganya sudah Rp 150 ribu per kg, tahun lalu hanya Rp 100 ribu per kg," jelasnya kepada TribunJatim.com, Sabtu (29/12/2018).
Ia mengaku tak tahu penyebab harga kertasnya menjadi mahal.
"Malah pedagang kertasnya sendiri pun saya tanya juga tak tahu," tambahnya.
• Polres Malang: Hari ini Diprediksi Jadi Puncak Kepadatan di Tol Pandaan-Malang
Ia menjelaskan biasa membeli kertas dimensi dari langganannya di daerah Bulukerto, Wonogiri, Jawa Tengah karena kertasnya lebih bagus dan warnanya menarik.
"Mungkin karena kertasnya mahal itulah sudah jarang ditemui penjual terompet. Dulu di Jalan Sultan Agung, tahun lalu ada sekitar 50 penjual, sekarang ya cuma 5 penjual saja," imbuhnya.
Kirin juga menuturkan, saat berjualan pun kini terasa tak nyaman.
"Ya mau gimana lagi, kalau ada Satpol PP patroli ya pindah. Kalau sudah dirasa aman ya kembali berjualan lagi," terangnya.
• Pemain Persib Bandung Eka Ramdani Resmi Gantung Sepatu, ini Rencananya Seusai Tak Jadi Pesepak Bola
Kirin berharap agar Satpol PP mengerti dengan keadaan para pedagang terompet terompet, terutama saat menjelang Tahun Baru.
"Kita kan hanya pedagang musiman saja, jadi tolong diberikan sedikit kelonggaran," harapnya. (Kukuh Kurniawan)