Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

PMK Surabaya: Kunci Tanggap Darurat Kebakaran Bukanlah Petugas Damkar, Tapi Masyarakat Sendiri

Petugas pemadam kebakaran (damkar) hanyalah pasukan pembantu pemadaman api yang kebetulan diluar kendali menjadi semakin besar.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ani Susanti
SURYA/MOHAMMAD ROMADONI
Ilustrasi - Petugas Damkar Kota Surabaya saat memadamkan api di lokasi kebakaran sejumlah rumah di Pandegiling Surabaya. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com,  Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Kunci pencegahan dan tanggap darurat kebakaran terletak di tangan masyarakat.

Saat pertama kali api menyala karena dipicu oleh suatu sebab, masyarakatlah yang paling memungkinkan melakukan penanganan tanggap darurat secara cepat.

Petugas pemadam kebakaran (damkar) hanyalah pasukan pembantu pemadaman api yang kebetulan diluar kendali menjadi semakin besar.

Hal itu disampaikan oleh Kasi Peningkatan Kapasitas Aparatur & Peran Serta Masyarakat PMK Surabaya, Deni Irfandi (38)  saat ditemui TribunJatim.com di Lapangan Thor, Jalan Patmosusastro, Kamis (3/1/2019).

"Yang paling penting bukan kami, justru masyarakat sendiri," tegasnya.

Tahun 2019, PMK Surabaya akan Datangi 154 Kelurahan, Edukasi Masyarakat Cara Padamkan Api yang Benar

Deni mengungkapkan, persoalan waktu menjadi tantangan yang dihadapi oleh petugas saat terjadi kebakaran.

Menurutnya, proses penyebaran api melahap benda-benda di lokasi terjadinya kebakaran hanya butuh waktu kurang dari tiga menit.

Sedangkan respon waktu sesaat setelah menerima informasi dan mendatangi lokasi kebakaran, berdasarkan aturan yang dimiliki petugas PMK di Indonesia, membutuhkan waktu 15 Menit.

"Khusus PMK Surabaya, kami target kurang dari tujuh menit harus sudah tiba di lokasi," kata Deni.

Ingin Mendaftar Jadi Petugas PMK Surabaya Romy Sableng? Siapkan Mental Karena Tiga Hal Ini

Penanganan tanggap darurat kebakaran yang dilakukan warga, menurut Deni, sangatlah penting.

Paling tidak, masyarakat bisa meminimalisir api yang membakar benda di lokasi agar tidak cepat membesar.

Deni mengakui, petugas merasa sangat kesulitan bila kondisi api saat tiba di lokasi sudah membesar.

Apalagi saat teridentifikasi oleh sensor alat kurva, pengukur suhu api milik petugas PMK, api sudah mencapai suhu yang sangat tinggi.

Bila itu yang terjadi, Deni berterus-terang, petugas tidak bisa berbuat banyak, selain mengamankan area di sekitar kobaran api.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved