Program CSR Bangun Rumah JW Marriott Surabaya, Harus Daftar, Tanahnya Milik Sendiri dan Kurang Mampu
Program CSR Bangun Rumah JW Marriott Surabaya, Harus Daftar, Tanahnya Milik Sendiri dan Kurang Mampu.
Penulis: Hefty Suud | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Bekerja sama dengan Habitat for Humanity Indonesia, JW Marriott Surabaya menyalurkan CSR berupa donasi pembangunan rumah warga di Desa Kesamben Kulon, Kecamatan Wringinanom, Gresik.
Mona Cella, Marketing Communication Manager JW Marriott Surabaya mengatakan, Habitat for Humanity Indonesia membantu melakukan survey bangunan dan ekonomi, sehingga CSR dapat diberikan pada orang yang tepat.
Namun, bagaimana proses survey Habitat for Humanity dalam pemberian bantuan pembangunan ulang hunian?
• Bertema Spirit to Serve, JW Marriott Surabaya Bangun Rumah Warga Tertinggal di Gresik
Wahidin Syaiful Bahri, project coordinator di desa Kesamben Kulon dan tim konstruksi Habitat for Humanity menjelaskannya.
Pertama Habitat for Humanity akan melakukan pembukaan pendaftaran.
Pendaftaran akan dibuka setelah adanya sosialiasi melalui perangkat desa.
Apabila kepala desa menyetujui, warga boleh mendaftar dengan satu syarat, rumah lama yang akan dibangun kembali berdiri di atas tanah milik sendiri.
• Program CSR, Manajemen JW Marriott Surabaya Ikut Aduk Semen Bangun Rumah di Gresik
"Tanahnya harus milik sendiri. Atau kalau sifatnya adalah tanah warisan, harus ada surat pernyataan yang ditandatangani oleh seluruh anggota keluarga," ujar Syaiful atau yang akrab disapa Ipung.
Setelah mengumpulkan berkas surat keterangan tanah, selanjutnya tim survey Habitat for Humanity akan melakukan survey, yaitu survey konstruksi dan finansial warga yang mengajukan bantuan pembangunan rumah.
"Untuk surveynya, seumpama konstruksi rumah yang diajukan memang tidak layak. Tapi secara ekonomi dia mampu untuk merekonstruksi sendiri, karena sapinya banyak, sawahnya luas. Itu akan jadi pertimbangan kami, tapi biasanya kalau secara ekonomi mampu, tidak bisa dibantu," ujar Ipung.
Selanjutnya, berkas pengajuan pembangunan rumah yang lolos seleksi survey akan dilanjutkan dengan musyawarah bersama komite desa.
Setelah komite desa menyetujui, tim Habitat for Humanity akan melakukan uji publik.
Caranya, menempel alamat dan data pemilik yang rumahnya akan dibangun di tempat-tempat strategis, antara lain masjid dan balai desa.
"Uji publik itu kami beri waktu satu minggu, kalau nggak ada yang komplain ke kami, maka proses pembangunan akan segera dilakukan," ujar Ipung.
Masing-masing rumah akan dibangun dengan biaya konstruksi Rp 28 juta.
Tipe rumahnya adalah tipe 32.