Selama Sebulan, Ribuan Hama Tikus di Kabupaten Madiun Berhasil Dimusnahkan
Ribuan hama tikus menyerang lahan pertanian di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Madiun.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Ani Susanti
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Ribuan hama tikus menyerang lahan pertanian di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Madiun.
Wilayah paling banyak diserang hama berada di Kecamatan Pilangkenceng dan Kecamatan Balerejo.
Padahal, tanaman padi yang dimakan oleh hewan pengerat ini baru berusia beberapa pekan.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah, Pemkab Madiun melalui Dinas Pertanian melakukan gropyokan tikus di seluruh desa di Kabupaten Madiun, selama sebulan terakhir.
"Sejak satu bulan yang lalu, kami sudah melakukan antisipasi pengendalian hama tikus. Hari ini, kami mengecek di lapangan, dan hasilnya turun drastis," kata Bupati Madiun, Ahmad Dawami Ragil Saputro, saat ditemui seusai mengikui giat gropyokan tikus, Jumat (18/1/2019) siang.
• Bupati dan Wakil Bupati Madiun Tinjau Lokasi Energi Panas Bumi yang akan Dieksplorasi PT BDE
Selama sebulan dilakukan gropyokan, hasilnya sangat signifikan untuk menekan populasi tikus.
Buktinya, setelah dilakukan pengecekan, dari hasil gropyokan siang hari itu, hanya tinggal puluhan ekor saja.
Padahal, biasanya dalam sehari, petani bersama Penyuluh Pertanian Lapangan bisa mendapat ribuan tikus.
"Dalam sehari pernah dapat ribuan, sekarang hanya tinggal puluhan ekor saja," kata Kaji Mbing, sapaan akrab Bupati Madiun.
• Dua Pasien di Kabupaten Madiun Meninggal Akibat DBD, Dinkes Lakukan Fogging di 40 Titik Lokasi
Hak itulah yang menjadi indikator, bahwa hama tikus di Kabupaten Madiun sudah berkurang drastis.
"Tadi pagi, kami melakukan gropyokan di daerah Pilangkenceng. Hasilnya hanya puluhan ekor saja. Sudah berkurang," ujar Kaji Mbing.
Gropyokan tikus merupakan metode membasmi tikus dengan cara memasukan racun tikus ke dalam lubang tikus dengan alat dan racun tikus bernama tiran.
Kemudian tikus yang bersarang di sawah itu akan sendirinya mati.
"Satu lobang tikus ini biasanya dihuni sepuluh ekor tikus," kata Kaji Mbing.
Dia menambahkan, Pemkab Madiun melarang jebakan tikus menggunakan listrik, karena tidak ramah lingkungan dan membahayakan nyawa.
"Sudah saya instruksikan agar tidak menggunakan jebakan listrik. Ada cara yang lebih baik dan efektif untuk memberantas tikus yaitu dengan gropyokan tikus ini," imbuhnya. (rbp)
• 5 Fakta Terkini Pembunuhan Wanita Dalam Tong di Surabaya, Pengakuan Sakit Hati Pelaku dan Kronologi