Gagas Media Sosial Berbasis Ilmu Parenting, Tiga Mahasiswa UMM Sabet Juara
Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih juara 1 LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) yang diselenggarakan STIKI Malang pada 21/1/2019
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, KLOJEN - Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih juara 1 LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) yang diselenggarakan STIKI Malang pada 21 Januari 2019.
Ketiganya adalah Chano Paramita, mahasiswa Ilmu Komunikasi; Siti Mubasiroh, mahasiswa Pendidikan Biologi; dan Muhammad Fitrah Asyari Bangun, mahasiswa Manajemen.
"Ini baru berupa gagasan tertulis mengenai aplikasi Ed-Parent. Belum kami wujudkan aplikasinya karena masih dalam bentuk desain," jelas Chano Paramita kepada suryamalang.com, Minggu (27/1/2019).
Namun ia ingin suatu hari diwujudkan dengan menambah anggota tim yang memahami IT, mengingat latar belakang prodi ketiganya tidak ada yang berkaitan dengan IT.
(Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Spesialis Kulit Kelamin RSUD Dr Soetomo Tekankan Penanganan Kusta)
(Ada Wayang Potehi di PTC Surabaya, Sampaikan Cerita Sukacita Imlek, Anak Tonton di Atas Panggung)
Ketiganya menggagas aplikasi yang mirip media sosial facebook. Ia menggambarkan, berandanya dibuat universal. Bisa diisi berbagai hal mengenai parenting. Misalkan dari orangtua, psikolog, dokter, guru bisa saling berbagi atau konsultasi.
"Intinya bisa untuk perbaikan mental," jelas Chano.
Chano dan Siti Mubasiroh memang sudah sering kolaborasi ikut lomba-lomba. Baru lomba inilah keduanya bekerja sama dengan Fitrah.
"Kami aktif di UKM Forum Diskusi Ilmiah di kampus," papar Chano. Dengan Siti beberapa kali menang lomba.
"Kami ini senang ikut lomba. Kadang-kadang pemikiran kita out off the box," jelas dia.
Mereka menggagas media sosial khusus parenting usai melihat anak zaman sekarang yang kurang bermain dan bersosialisasi.
Menurut mereka, orangtua kelahiran generasi X umumnya memberikan ponsel pada putra-putrinya sebagai pengganti mainan.
(Mitsubishi Motors Gencarkan Penjualan Pajero Sport dan Xpander, Sebelum Harga Naik Per Februari)
(Ada Wayang Potehi di PTC Surabaya, Sampaikan Cerita Sukacita Imlek, Anak Tonton di Atas Panggung)
Dampaknya memang bisa postif negatif. Namun negatifnya berdampak pada tumbuh kembang anak.
"Juga ancaman cyber crime," kata dia.
Komisi Perlindungan Anak (KPAI) mencatat pada 2011-2016 sebanyak 4.294 kasus kekerasan pada anak dilakukan oleh keluarga dan pengasuh.
Data ini didukung dengan laporan “Global Report 2017 Ending Violence in Childhood”, sebanyak 73,7 persen anak Indonesia berumur 1-14 tahun mengalami pendisiplinan dengan kekerasan, atau agresi psikologis dan hukuman fisik di rumah.