Perluas Pasar Pembiayaan di 2019, BFI Finance Bidik UKM dengan Pengelola Perempuan
Di tengah pasar otomotif yang melambat, lembaga pembiayaan berusaha mencari pasar lain untuk tetap bisa meningkatkan kinerjanya.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Di tengah pasar otomotif yang melambat, lembaga pembiayaan berusaha mencari pasar lain untuk tetap bisa meningkatkan kinerjanya.
Satu di antara yang dibidik adalah pembiayaan untuk modal bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
"Pembiayaan modal untuk UKM kami luncurkan lewat program BFI Srikandi. Yaitu program pembiayaan dan pelayanan keuangan inklusif bagi perempuan," kata Sutadi, Direktur Bisnis PT BFI Finance Indonesia Tbk, di sela kegiatan pameran Industri Kecil Menengah (IKM) di Surabaya Town Square, Sabtu (9/2/2019).
• Tembus Dua Pertiga, Pembiayaan BFI Finance Didominasi Mobil Bekas, Segini Nilainya
• BFI Finance Jualan Ratusan Paket Sembako Murah
• Aryaputra Teguharta Pilih Langkah Hukum Terkait Sengketa Saham BFI Finance
Dengan program itu, menurut Sutadi, pihaknya berharap kaum perempuan bisa memiliki akses serta ruang akselerasi yang luas untuk mengembangkan potensinya di dunia usaha.
Kemudian memiliki kemampuan serta kekuatan untuk mengorganisasikan kebutuhan-kebutuhan domestiknya dengan lebih baik.
"Karena UKM atau IKM, sebagian besar pengelolanya adalah perempuan. Mereka inilah yang menjadi pasar kami agar bisa mengembangkan usahanya dan pembiayaan kami menjadi pembiayaan untuk sektor produktif," lanjut Sutadi.
Pihaknya juga berharap dengan program ini nantinya mampu memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan juga mampu memberikan nilai lebih bagi peningkatan kapasitas perempuan di bidang ekonomi.
Dari sekian banyak kota di Indonesia BFI Finance telah memilih Surabaya sebagai kota untuk dilaksanakannya launching program BFI Finance, melihat Surabaya sebagai satu di antara kota yang sedang bertumbuh secara pesat menjadi kota bisnis di Indonesia.
Di 2019 ini, BFI mentargetkan realisasi kredit sebesar Rp 1,9 triliun. Sementara 2018 mencapai Rp 1,8 triliun. Dengan BFI Srikandi ini diharapkan bisa menjadi pendorong pencapaian tersebut.
Regional Manager BFI Finance Wilayah Jatim 1, Tan Eng Han menambahkan, saat ini pasar nasabah perempuan cukup tinggi.
• 10 Potret Cantik Park Min Young, Pasangan Park Seo Jeon di Drama Whats Wrong With Secretary Kim
• Khofifah: Fadli Zon Seharusnya Minta Maaf dan Sowan ke Mbah Mun
• Jalan Nasional Tuban Rusak Parah, Banyak yang Jatuh hingga Dipasang Tanaman di Jalan Berlubang
"Termasuk di Jatim ini, sekitar 60 persen dari total pelaku usaha kecil di Jatim adalah perempuan," tambah Tan Eng Han.
Dalam kesempatan itu, juga digelar kesepakatan antara BFI Finance dengan Forum IKM Jatim.
Ketua Forum IKM Jawa Timur M Oscar menyampaikan, kerjasama dengan BFI Srikandi dapat meningkatkan produksi IKM di Jawa Timur.
"Terutama dalam menambah kapasitas mesin produksi. Pelaku IKM tidak perlu menjaminkan tanahnya, tapi bisa cara lain. Yang terpenting pembiayaan jadi dipermudah," kata Oscar.
Selama ini, pelaku IKM di Jawa Timur memberi kontribusi cukup besar bagi perekonomian nasional. Bahkan 35 persen mampu menyuplai pasar.
"Pelaku IKM Jatim merupakan barometer nasional," tandas Oscar. (Surya/Sri Handi lestari)