Talkshow From Surabaya to Google, Hadirkan Perempuan Surabaya Yang Jadi Interaction Designer Google
Talkshow From Surabaya to Google, Hadirkan Perempuan Surabaya Yang Jadi Interaction Designer Google.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Konsulat Jenderal Amerikat Serikat (Konjen AS) di Surabaya bekerja sama dengan EducationUSA dan MyAmerica menyelenggarakan talkshow bertajuk 'From Surabaya to Google', Rabu (27/2/2019).
Talkshow yang dihadiri oleh siswa SMA, mahasiswa, dosen, hingga orang tua ini berlangsung di kantor U.S. Consulate General Surabaya, Jalan Citra Raya Niaga, Sambikerep Surabaya.
• Tak Mau Jawa Disebut Tak Perhatikan Papua, Tri Rismaharini Bagikan Pesan pada 14 Dubes dan Konjen RI
• Kegiatan Lintas Nusantara, 29 Dubes dan Konjen Indonesia dari Berbagai Negara Kunjungi Maspion Group
Kali ini, Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya menghadirkan narasumber asli Surabaya yang sekarang bekerja sebagai Interaction Designer di Google, Olivia Grace Sutanto.
Livi, sapaan akrabnya, merupakan alumnus Institut Teknologi Richester, New York, yang mengambil jurusan New Media Desain dan berhasil lulus dalam empat tahun.
• 11 Polisi di Jatim Raih Penghargaan dari Konjen Amerika Serikat Pasca Ungkap Kasus Penipuan
Dalam talkshownya, Livi menceritakan pengalamannya mulai dari awal mula ia memutuskan berkuliah di US hingga sekarang ia bergabung dengan salah satu perusahaan terbesar di dunia.
Perempuan berusia 25 tahun yang memiliki kulit kulit kuning langsat ini menuturkan bahwa dirinya memang menyukai dunia seni sejak di bangku sekolah dan gemar menuangkan sesuatu dalam bentuk visual.
"Saya memilih berkuliah di salah satu kampus yang tidak terlalu terkenal yaitu Rochester Institute Technology dan itu bukan masalah karena memang program (jurusan)nya bagus dan sesuai dengan yang ingin kita pelajari," tutur alumnus Surabaya Intercultural School ini.
Pada awalnya, tutur Livi, ia sama sekali tidak berkespektasi bahwa ia akan bekerja di Google.
"Saya dapat informasi mengenai google melalui profesor saya di kampus. Lalu saya coba kirim portofolio ternyata diterima.
Tapi waktu itu saya masih kuliah, jadi pihak Google minta saya ngehubungi mereka kalau saya sudah lulus. Akhirnya pas saya sudah lulus, saya bekerja di Google," jelasnya.
Livi menuturkan bahwa di Google ia awal mulanya bergabung dengan Android Pixel Team, kemudian menjadi bagian dari google translate, dan sekarang menjadi salah satu tim di Google Assistant.
Yang paling mengesankan bekerja di Google, jelas Livi, adalah dapat memberi dampak yang luas.
"I can impact to all people," tuturnya.
Perempuan yang sekarang tinggal di San Franssisco ini juga menuturkan, bahwa sekolah di luar negeri ialah satu hal yang worth it.
"Study aboard is 100 percent worth it. Kita bisa jauh lebih mandiri karena jauh dari keluarga, selain itu kita juga bisa belajar budaya baru dan membuka pikiran," ungkapnya.