Rumah Politik Jatim
TKN Jokowi-Maruf Amin Bagi Zona Marking untuk Petakan Basis Dukungan di Tiap Daerah
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin telah membagi zona marking dalam beberapa kategori untuk memetakan basis dukungan di setiap daerah.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra Sakti
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wakil Direktur Program & Kampanye Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Willy Aditya mengungkapkan TKN Jokowi-Ma'ruf telah membagi zona marking dalam beberapa kategori untuk memetakan basis dukungan di setiap daerah.
Yang pertama adalah zona hijau yaitu zona yang dukungan kepada Capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf sudah kuat, zona kuning untuk yang rentan dan zona merah yang merupakan basis lawan.
Pemetaan zona ini juga penting, lanjut Willy, untuk menggaet suara swing voters dan undecided voters untuk mempertebal suara Jokowi-Ma'ruf Amin.
• TKN Jokowi-Maruf Prihatin Andi Arief Ditangkap Karena Narkoba
• Rumah Aspirasi Rakyat Jatim Diresmikan, TKN Jokowi-Maruf Amin Akan Fokus Garap Wilayah Basis Lawan
Untuk menggempur zona-zona tersebut terutama merah dan kuning, TKN Jokowi-Ma'ruf pun menyiapkan tiga elemen penting yaitu partai koalisi, caleg dari partai koalisi, serta relawan dan komunitas.
"Partai di basis mana saja yang kuat dia akan menggempur di sana, Caleg di mana yang figuritasnya kuat dia akan bekerja di sana dan komunitas mana yang pro dengan Jokowi dan dapat dampak signifikan dari kerja Jokowi akan sosialisasi di sana," kata Willy, Kamis (7/3/2019).
Willy yang juga menjabat sebagai Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ini juga mengatakan dalam internal partainya.
Caleg diperintahkan untuk lebih memprioritaskan pemenangan Jokowi-Ma'ruf dibandingkan dengan partai dalam artian Pileg.
• Ada Baliho Jokowi-Maruf Dicoret Tulisan PKI di Jombang, Anggota TKN: Minta Polisi Mengusut Tuntas
• Gus di Jatim Banyak Yang Dukung Jokowi-Maruf, Wakil Ketua TKN :Boleh Saja Gus Ipul Jadi Koordinator
Hal tersebut untuk mencegah terjadinya split ticket voting karena Pilpres dan Pileg yang diselenggarakan secara serentak.
Sehingga Caleg akan memanfaatkan coat tail effect dari capres-cawapres yang kuat di Dapilnya untuk mendulang simpati dari konstituen walaupun capres-cawapres tersebut tidak diusung oleh parpolnya.
Atau juga menghindari isu-isu yang tidak disukai oleh konstituennya yang melekat pada capres-cawapres yang diusung oleh partainya.
"Caleg bisa bekerja itu ketika basis dukungannya bisa linear dengan Pilpres," kata Willy.
Willy menjelaskan, Partai Gerindra yang mendapatkan coat tail effect dari pencalonan Prabowo pun split ticket voting nya 10 persen (90 persen linier) dan hal tersebut juga terjadi di semua partai termasuk PDIP yang kadernya tidak seratus persen mendukung Jokowi.
"Masih 94 persen, jadi masih ada split ticket voting juga (6 persen)," kata Willy.
Sedangkan untuk Nasdem sendiri persentase kelinieran masih 78 persen.
"Padahal pak Surya Paloh (Ketum Nasdem) sudah menegaskan kepada kader Nasdem, yang bekerja pertama kali untuk pilpres nya baru yang kedua pileg nya, jadi seharusnya total ke Pilpres tapi itu pun masih 78 persen," ucapnya.