Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tingkatkan Kualitas Lulusan Siswa, 270 SMK di Jatim Siapkan Program Teaching Factory

Upaya peningkatan kualitas lulusan SMK, program Teaching Factory digiatkan agar lulusan SMK memiliki kompetensi yang dibutuhkan di industri.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Arie Noer Rachmawati
ISTIMEWA/ALFAMIDI/TRIBUNJATIM.COM
Seorang siswa SMKN 1 Malang tengah melakukan pelayanan kepada konsumen di ritel yang termasuk dalam program teaching factory di sekolah yang memiliki jurusan pemasaran, Februari 2019. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Upaya peningkatan kualitas lulusan SMK, program Teaching Factory digiatkan agar lulusan SMK memiliki kompetensi yang dibutuhkan di industri.

Kasi Kurikulum SMK Dindik Jatim, Hery Trijono saat ini ada 270 lembaga dengan tefa di Jawa Timur.

Tahun ini, diperkirakan pemerintah membentuk 500 program tefa di seluruh Indonesia.

”Infonya begitu. Akan ada 500 SMK untuk program tefa se Indonesia,” ungkapnya, Senin (11/3/2019).

Dijelaskan Hery, syarat sekolah agar bisa mendirikan tefa adalah harus melihat pada kesiapan sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana, dan infrastruktur laboratorium yang harus lengkap.

Selain itu, sekolah harus mempunyai produk yang layak jual dan bisa bersaing di lapangan serta draft kegiatan yang akan dilakukan.

Siapkan Tenaga Kerja Siap Pakai di Bisnis Ritel, Alfamidi Permak Teaching Factory SMKN 1 Malang

Bogasari Luncurkan Program Teaching Factory Revitalisasi SMK, Langkah Awal di SMK Global Jombang

”Karena ini berkaitan dengan membentuk kompetensi yang unggul, kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan industri. Syarat-syarat itu harus diperhatikan,” jelasnya.

Dengan sarana dan SDM yang memadai maka proses pembelajaran akan sesuai dengan permintaan perusahaan.

"Misalnya, kelas tata busana. Jika ingin mendapatkan kompetensi menjahit yang profesional, hal itu harus dilakukan kerjasama dengan industri yakni perusahaan konveksi," urainya.

Mulai dari penyesuaian kurikulum, tenaga kompetensi hingga sarana-prasana yang mumpuni.

Bahkan pihaknya telah mengusulkan bahwa seragam siswa kelas 10 dibuat oleh kelas 12.

Guru ataupun sekolah, lanjutnya, harus aktif dalam menjalin kerjasama dengan perusahaan industri yang sesuai bidang kejuruannya jika ingin menghasilkan lulusan profesional.

Ia menyarankan untuk mencari orang yang berkompeten dari perusahaan untuk melatih skill dan keterampilan para siswa.

”Siapkan sarana lengkap untuk belajar bersama. Begitupun untuk jurusan lainnya. Pola-pola itulah yang kami tekankan,” jelasnya.

Kemendikbud Siapkan Teaching Factory Agar Lulusan SMK Mampu Bersaing di Dunia Kerja

Genjot SDM Tenaga Kerja Lulusan SMK, Ditjen IKMA Targetkan 300 SMK dan 60 Industri Bekerja Sama

Di samping itu, pihaknya juga mendorong sekolah untuk menyelesaikan pembelajaran secara teoritis selam 2 tahun atau hingga empat semester.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved