Rumah Politik Jatim
Usai Debat, Cawapres Sandiaga Uno Kunjungi Malang, Dialog dengan Pemuka Agama se-Malang Raya
Usai Debat, Cawapres Sandiaga Uno Kunjungi Malang, Dialog dengan Pemuka Agama se-Malang Raya.
Penulis: Benni Indo | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Sehari setelah melaksanakan debat, calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno berkunjung ke Kota Malang, Senin (19/3/2019).
Dalam kunjungannya kali ini, Sandiaga menggelar dialog bersama para pemuka agama se-Malang Raya di Taman Krida, Jl Sukarno-Hatta.
"Baru saja selesai dialog bersama dengan ulama, kyai dan habaib se-Malang Raya," ujar Sandiaga setelah mengikuti acara yang berakhir tengah malam.
• Tiga Nama Calon Dirut PDAM Kota Malang dari Hasil Seleksi Telah Diumumkan, Berikut Nama-namanya
• Polres Tulungagung Mengembalikan Mobil Korban Pencurian yang Sempat Dilarikan ke Malang dan Surabaya
Dalam dialog itu, Sandiaga mengatakan mendapatkan masukkan untuk membenahi kondisi perekonomian, kesehatan dan pendidikan.
Sandiaga pun menjelaskan akan segera membuka Oke Oce Nasional dan rumah untuk anak-anak muda. Tanpa menunggu hari pencoblosan pada 17 April 2019.
• Ganja Dominasi Peredaran Narkoba di Kalangan Mahasiswa Malang
"Hari ini kami mendapat aspirasi untuk membenahi ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Wareg, waras dan wasis. Ini menjadi aspirasi tambahan.
Kami sosialisasikan program kami untuk membuka lapangan kerja baik itu Oke Oce Nasional, dan juga banyak yang bertanya kemarin adalah rumah siap untuk anak muda dan ini sudah dilaunching di Jakarta. Kami juga sudah bicara dengan rekan-rekan di Malang karena kami tidak mau menunggu 17 April atau Oktober," ujarnya.
Bagi Sandi, pasangan Prabowo-Sandi harus menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka serius menciptakan lapangan kerja.
Sandi juga mulai gencar menyosialisasikan KTP elektronik sebagai integrator seluruh layanan sosial yang diberikan oleh pemerintah nantinya.
"Karena memiliki chip yang ada teknologi pendekatan big data nasional. Ini sangat menarik karena tidak akan menambah birokrasi rentetan anggaran yang membebani pemerintah ke depan. Jadi itu yang menjadi intisari pertemuan malam ini," paparnya.
Dalam dialog itu, sejumlah orang yang mengatasnamakan warga Nahdatul Ulama (NU) kultural hadir.
Beberapa warga Nahdatul Ulama yang hadir antara lain, pengasuh Ponpes Sidogiri, Pasuruan Habib Abu Bakar Hasan Assegaf, Cucu pendiri NU, Irfan Yusuf Hasyim atau Gus Irfan dari Ponpes Tebu Ireng, Jombang, mantan Ketua DPR RI Marzuki Alie, serta putra dari Gus Solahudin Wahid, yakni Iqbal Billy Solahudin Wahid.
Ketua relawan keumatan, Marzuki Alie mengatakan mayoritas syuriah pendiri NU memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Ia menegaskan dukungan dari warga Nahdliyin untuk Prabowo-Sandi tidak membawa nama lembaga NU.
"Jadi tidak membawa institusi NU. Boleh tidak memilih 01 boleh memilih 02, tidak ada larangan sama sekali. Kebanyakan memang warga NU yang kultural tapi sebagian juga yang struktural mulai ikut di dalam kelompok yang menentukan pilihan ke pasangan nomor 02," ujar Marzuki.
Marzuki meyakini meski berbeda pandangan politik tidak ada perpecahan di tubuh NU. Dikatakan Marzuki, NU tetap sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia meski warganya memiliki sikap politik yang berbeda.