Kampus di Surabaya
Unair Gelar KKN Pemilu Pertama di Indonesia, Mahasiswa yang Tak Nyoblos Dianggap Tidak Masuk Kuliah
Universitas Airlangga untuk pertama kalinya gelar KKN Tematik Pemilu 2019. KKN jenis ini menjadi yang pertama kali di Indonesia khususnya Jatim
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Universitas Airlangga (Unair) untuk pertama kalinya mengadakan KKN Tematik Pemilu 2019. KKN jenis ini menjadi yang pertama kali di Indonesia khususnya di wilayah Jawa Timur.
Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih menyampaikan tahun ini merupakan kesempatan pertama bagi Unair untuk menyelenggarakan KKN Tematik Pemilu 2019.
"Tadinya mau dimulai waktu pemilu tahun 2014. Karena kondisi yang tidak memungkinkan, baru bisa dilaksanakan tahun 2019 ini," ucap M Nasih usai pelepasan mahasiswa peserta KKN Pemilu 2019 pada Selasa, (9/4/2019)
"Karena kami merasa perlu adanya akademisi, para anggota masyarakat, dan golongan yang terpelajar dan khususnya para mahasiswa untuk bisa banyak belajar dan atau terlibat dalam proses KKN,"urainya.
Mahasiswa peserta KKN Tematik Pemilu 2019 ini akan menjalani KKN mulai tanggal 15 April sampai 3 Mei 2019.
(Tak Memenuhi Kategori Perpindahan Memilih Pemilu 2019, Banyak Mahasiswa Tak Bisa Urus Formulir A5)
(Banyak Pelajar dan Mahasiswa Kecewa Tak Bisa Urus Surat Pemindahan Pemilih Pemilu 2019 di Surabaya)
Mereka akan disebar ke berbagai TPS di seluruh daerah di Kota Surabaya dengan penerimaan awal di KPU Jatim. Selama di TPS, mereka membantu melancarkan jalannya pemilu agar tetap lancar.
Mahasiswa KKN Tematik Pemilu 2019 diwajibkan menjaga independensi dan sikap objektifitasnya selama proses KKN itu berlangsung.
Apabila sudah diberi hak untuk memilih maka harus digunakan dengan sebaik-baiknya.
"Seluruh mahasiswa Unair wajib menggunakan hak pilihnya dengan datang ke TPS. Bagi mereka yang tidak menggunakan hak pilihnya, maka hak untuk libur juga dilarang untuk digunakan,"paparnya.
Ia berharap, mahasiswa bisa menjadi rujukan apabila terjadi masalah atau konflik selama proses pemilu.
Mahasiswa akan menjadi faktor yang akan meyakinkan apakah itu fakta, isu, perkiraan, atau asumsi.
"Apabila nantinya dalam sebuah pemilu terjadi kecurangan dan mahasiswa menyaksikannya, maka saya berharap mahasiswa akan menjadi referensi utama untuk kemudian mendamaikan para pihak yang sedang berbeda pilihan," urainya.
(Awasi Potensi Money Politic, Bawaslu Jatim Terjunkan 130 Ribu Pengawas untuk Patroli)
(Bawaslu Jatim Tuding Caleg Aniaya Panwascam yang Tertipkan APK, Samhari: Itu Fitnah, Ada Saksinya)
Mahasiswa yang mengikuti KKN Tematik Pemilu ini, harus mengikuti semua proses dari persiapan sampai dengan nanti final.
Untuk menjaga kredibilitasnya, mahasiswa juga diminta menjaga aspek kerahasiaan. Apalagi mereka berada pada kondisi yang sangat krusial dan sensitif baik untuk para partai dan para pileg lainnya.
"Sehingga kami ingin para mahasiswa peserta KKN Tematik Pemilu 2019 ikuti dengan baik peraturan dan SOP-nya. Misalkan salah satunya adalah mahasiswa dilarang berbicara pada pihak media khususnya media sosial, dan itu harus dipenuhi,"pungkasnya.